BISNIS

Realisasi Pendapatan Dinas Komidag Trenggalek Baru Capai 50 Persen

×

Realisasi Pendapatan Dinas Komidag Trenggalek Baru Capai 50 Persen

Sebarkan artikel ini
Pendapatan Komidag Trenggalek
Kepala Dinas Komidag Trenggalek, Saniran saat menyampaikan pendapatan tahun 2025.

SUARA TRENGGALEK – Menjelang akhir tahun 2025, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Komidag) Kabupaten Trenggalek baru mencapai sekitar 50 persen dari target sebesar Rp 3,9 miliar.

Kepala Dinas Komidag Trenggalek, Saniran mengatakan pihaknya terus berupaya keras mengejar target PAD tersebut sebelum masa retribusi berakhir pada 31 Desember 2025.

“Target PAD kami di tahun 2025 sebesar Rp3,9 miliar, dan saat ini baru tercapai sekitar 50 persen. Masa retribusi terakhir sampai akhir Desember, jadi kami terus bekerja maksimal melakukan penarikan di lapangan,” ujar Saniran.

Untuk mempercepat capaian, seluruh petugas dikerahkan turun langsung ke pasar-pasar. Langkah ini diambil karena penarikan retribusi yang hanya mengandalkan petugas pasar dinilai belum optimal.

“Kami bagi tim untuk keliling ke setiap pasar agar penarikan retribusi bisa maksimal. Kalau hanya mengandalkan petugas di pasar, hasilnya belum sesuai harapan,” tambahnya.

Menurut Saniran, hambatan utama dalam pencapaian PAD adalah masih banyak pedagang yang belum melunasi kewajiban retribusi, selain pengaruh kondisi ekonomi nasional yang belum stabil.

“Kami optimis mereka akan membayar karena hasil retribusi ini juga kembali untuk mereka. Misalnya, digunakan memperbaiki talang, tempat sampah, atau saluran air yang rusak di pasar. Jadi kami harap para pedagang bisa ikut berkontribusi,” jelasnya.

Saniran menjelaskan, sumber PAD Dinas Komidag berasal dari dua sektor utama, yakni retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha.

Retribusi jasa umum meliputi pungutan dari pelataran, kios, dan los di pasar tradisional, sementara retribusi jasa usaha berasal dari penyewaan kios dan ruko di luar pasar.

Salah satu pasar dengan target PAD terbesar adalah Pasar Pon Trenggalek. Namun, realisasinya hingga kini baru sekitar 50 persen dari target Rp800 juta.

“Pasar Pon target PAD-nya sekitar Rp800 juta, tapi realisasinya rata-rata baru 50 persen. Padahal potensinya cukup besar,” ungkapnya.

Untuk tahun 2026, Dinas Komidag menargetkan peningkatan PAD menjadi Rp 4,1 miliar. Saniran optimistis target itu bisa tercapai jika sinergi antara pemerintah dan pedagang terus diperkuat serta kesadaran membayar retribusi semakin meningkat.