SUARA TRENGGALEK – Sungkeman Prasasti Kamulan menjadi prosesi awal dalam pelaksanaan puncak hari jadi 830 Trenggalek.
Sungkeman dilakukan Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin dan Keluarga sebelum melakukan kirab pusaka dan menyapa warga masyarakat.
Prasasti Kamulan sendiri merupakan rujukan untuk perungatan hari jadi Trenggalek, bahkan tahun lalu keberadaan Prasasti Kamulan dari Musium Wajakensis Tulungagung, bisa diboyong ke Trenggalek.
Prasasti Kamulan termasuk Prasasti yang lengkap dan dibuat pada tahun 1116 Saka. Jika menggunakan perhitungan Masehi adalah 31 Agustus 1194. Tanggal juga yang menjadi rujukan tanggal lahirnya Trenggalek.
Isi Prasasti Kamulan sendiri merupakan cerita mengenai Raja Kertajaya yang tersingkir dari Istana Daha akibat serbuan musuh dari arah timur.
Atas jasa penduduk daerah Ketandan Sekapat mengembalikan kedudukan Kertajaya maka raja ini memberikan anugerah sima perdikan yang ditulis di atas daun lontar.
Kemudian sima perdiakan ini dituangkan dalam sebuah prasasti batu. Bupati Trenggalek usai sungkeman menuturkan dimulai dari sungkeman Prasasti Kamulan, menjadi pertanda dengan adanya Prasasti Kamulan dimulainya keberadaan Trenggalek.
Dengan ageman hari ini, rata-rata menggunakan sikepan. Baju ini disebut aja ageman agung Kabupaten Trenggalek, kemudian Bunda Novita menggunakan baju kebaya lawasan Mataraman dengan motif Bunga Matahari yang kelopak bunganya berjumlah 8.
“Delapan kelopak bunga ini menandakan semoga keberkahannya sumrambah ke segala arah,” tutupnya.
Mendampingi suami, Novita Hardini selaku Ketua TP PKK Trenggalek, meminta doanya semoga semua ritual berjalan lancar. Karena ini bukan sekedar perayaan, namun kita memanjatkan segala syukur.
Doa agar kedepannya semua perjuangan atau peperangan yang kita hadapi dimasa sekarang dan yang akan datang bisa kita lalui dengan gagah perkasa.
“Selamat hingga akhir nanti,” tukas perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR RI Dapil VII Jatim itu,” ucapnya.