BISNIS

PT JET Trenggalek Perlu Suntikan Modal, Selamatkan Laba Rp 300 jutaan

×

PT JET Trenggalek Perlu Suntikan Modal, Selamatkan Laba Rp 300 jutaan

Sebarkan artikel ini
SPBU Trenggalek PT JET

SUARA TRENGGALEK – PT Jwalita Energi Trenggalek (JET), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di sektor Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), tengah menghadapi defisit anggaran untuk belanja Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur PT JET, Mardianto Harahap, menyampaikan bahwa saat ini perusahaan mengalami defisit sebesar Rp 300 juta. Untuk menutup kekurangan tersebut, PT JET mengandalkan upaya gotong royong internal serta kemitraan dengan investor melalui skema bagi hasil.

“Ada defisit Rp 300 juta yang memang kami usahakan secara eksternal,” ujar Mardianto, Selasa (15/4/2025).

Mardianto menjelaskan bahwa dari total modal dasar pendirian SPBU sebesar Rp 35 miliar, Pemkab Trenggalek baru menyertakan modal sekitar Rp 11 miliar, yang terdiri dari Rp 10 miliar aset dan Rp 1 miliar dana tunai. Nilai ini setara dengan 34 persen kepemilikan, sementara seharusnya Pemkab menguasai 51 persen saham.

SPBU Milik Pemkab Trenggalek

Modal Belanja Tidak Cukup

Dampak kenaikan harga BBM sejak semester dua tahun 2024 disampaikan Mardianto turut memperberat beban perusahaan. Alokasi dana sebesar Rp 648 juta dari pemkab untuk pembelian BBM, tidak lagi mencukupi.

“Meningkat Rp 900 juta – Rp 1 miliar untuk menebus BBM dengan volume yang sama. Otomatis akan mempengaruhi operasional,” jelasnya.

BBM merupakan kebutuhan dasar operasional SPBU dan perusahaan tidak bisa menunda pembelian ketika stok tersedia.

Namun proses penjualan BBM tidak berlangsung instan, sehingga stok yang sudah dibeli bisa mengendap di tangki atau masih dalam proses pemesanan dari Pertamina.

“Modal ini yang kita kurang, dan ini yang sedang kita minta tambahkan ke eksekutif dan legislatif,” tambah Mardianto.

SPBU TRENGGALEK

Cari Investor Diajak Kerja Sama

Untuk menyiasati defisit, diimbuhkan Mardianto bahwa karyawan PT JET pun turut gotong royong demi menjaga operasional tetap berjalan.

“Ketika tidak ada BBM, mereka tidak bisa berjualan. Otomatis mereka gotong royong,” katanya.

Selain itu, PT JET juga telah menggandeng investor melalui mekanisme sharing profit atau bagi hasil. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap mampu membeli BBM, meskipun margin keuntungannya terbatas.

SPBU Trenggalek Perlu Peremajaan Mesin

Guna memperkuat posisi keuangan dan meningkatkan efisiensi, Mardianto telah mengajukan tambahan penyertaan modal kepada Pemkab Trenggalek senilai Rp 1,6 miliar. Dana ini rencananya akan digunakan untuk peremajaan mesin SPBU yang dinilai sudah usang.

Menurutnya, mesin SPBU Perseroda saat ini sudah berusia 21-22 tahun, melebihi usia maksimal operasional yang umum berkisar 20 tahun. Kondisi mesin yang sudah tua menyebabkan kerugian (losses) hingga ratusan juta rupiah per tahun.

“Losses kita sekitar Rp 300-400 juta, bahkan sampai Rp 500 juta per tahun. Kalau peremajaan mesin berhasil, bisa menyelamatkan Rp 300 juta untuk masuk sebagai pendapatan daerah,” pungkasnya.