SUARA TRENGGALEK – Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Trenggalek mengakui adanya kesalahan baca meter listrik oleh petugas pada simulasi tagihan pemakaian listrik sementara milik Event Organizer (EO) One Rich Vision dalam kegiatan event ekonomi kreatif (Ekraf).
Kesalahan baca meter oleh petugas PLN tersebut karena foto dokumentasi kurang jelas, sehingga awal stan membaca meter yang seharusnya di angka 7.553, namun di awali 1.553. Sehingga perhitungan simulasi tagihan listrik membengkak 6000 KWH.
Manajer ULP PLN Trenggalek, Yehezkiel mengatakan kesalahan itu terjadi karena dokumentasi foto meter yang diterimanya dari petugas baca meter di lapangan kurang jelas. Hal tersebut menimbulkan perbedaan angka atau selisih hingga 6.000 KWH.
“Awalnya dalam foto angka tercatat 1.553, setelah dicek kembali ternyata yang benar 7.553. Jadi ada selisih sekitar 6.000 KWH. Tapi itu masih simulasi, bukan tagihan final,” jelas Yehezkiel, Kamis (4/9/2025).
Ia menegaskan bahwa kekeliruan tersebut murni akibat ketidakjelasan dokumentasi foto dari petugas lapangan, bukan karena kesengajaan. Setelah dilakukan koreksi, PLN telah kembali menyampaikan hasil simulasi baru kepada pihak EO.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih untuk feedback ataupun masukan yang sudah diberikan kepada ULP PLN terkait dengan layanan yang sudah di berikan.
“Perlu kami luruskan bahwa sebenarnya apa yang disampaikan itu bukan tagihan, tetapi itu masih simulasi terkait dengan tagihan atau biaya penerangan sementara seperti itu,” tutur Yehezkiel.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pihak Koordinator Lapangan Event Ekraf, Rofiek Susilo memprotes kesalahan baca meter tersebut membuat simulasi tagihan awal membengkak hingga Rp 29 juta. Setelah dikoreksi, tagihan turun menjadi sekitar Rp 16 juta.
“Sangat jauh, tagihan berkurang hampir Rp 13 juta. Saya merasa dipermainkan soal ini, PLN harus melakukan evaluasi sistem pencatatan meter,” kata Rofiek.
Ia menilai kecerobohan tersebut dapat merugikan konsumen dan berpotensi menjadi preseden buruk jika tidak ada evaluasi serius. Dalam pembayaran, jika tidakdib teliti, bisa saja terjebak membayar tagihan yang tidak sesuai.
“PLN sebagai BUMN seharusnya profesional, akurat dan transparan,” tegasnya.
Saat ini, menurut pihak PLN, hasil koreksi pemakaian listrik sementara sudah disampaikan ke EO. Proses penyelesaian pembayaran masih menunggu tindak lanjut dari pihak penyelenggara.











