SUARA TRENGGALEK – Penjualan smartphone merek asing di China turun drastis 31,3 persen pada Juni 2025 menjadi 2 juta unit dari 2,9 juta unit pada periode sama tahun lalu. Data itu dirilis China Academy of Information and Communications Technology (CAICT) yang dikutip Reuters, Minggu (17/8/2025).
Sementara itu, laporan IDC mencatat pasar smartphone China secara keseluruhan turun 4 persen year-on-year pada kuartal II 2025 menjadi 69 juta unit, setelah sebelumnya sempat tumbuh enam kuartal berturut-turut.
Smartphone Apple dan Samsung
Kapling penurunan terutama dialami Apple dan Samsung. Samsung kini hanya menguasai pangsa pasar di bawah 1 persen setelah menutup pabrik smartphone terakhirnya di China pada 2019. Sedangkan Apple mencatat penurunan penjualan iPhone hingga 25 persen pada kuartal II 2025, meski telah melakukan strategi diskon besar-besaran.
Harga iPhone 16 Pro 128GB yang semula 7.999 yuan (Rp17,6 juta) kini dijual 5.469 yuan (Rp12 juta). Namun pengiriman iPhone tetap turun 1,3 persen menjadi 9,6 juta unit. Penurunan ini menandai delapan kuartal berturut-turut kinerja negatif Apple di China.
Berbanding terbalik, merek lokal mencatat pertumbuhan signifikan. Xiaomi berhasil mengirimkan 13,3 juta unit smartphone pada kuartal I 2025 atau naik 40 persen. Sementara Huawei menguasai 17 persen pangsa pasar dengan pengiriman 11,7 juta unit, tumbuh 70 persen berkat pemanfaatan semikonduktor lokal.
Smartphone Lokal Berbasis AI
Selain itu, produsen lokal juga memimpin tren smartphone berbasis AI yang kini mencakup 22 persen pengiriman di China.
Perubahan perilaku konsumen turut memperkuat dominasi merek lokal. Survei Morning Consult menunjukkan 43 persen konsumen China aktif menghindari merek asing, dengan angka lebih tinggi pada kalangan muda (47 persen) dan perkotaan (44 persen).
Meski demikian, riset yang sama menyebut 73 persen konsumen bersedia menerima kembali merek asing jika menunjukkan dukungan pada China, dan 68 persen terbuka terhadap kontribusi sosial maupun kemanusiaan dari perusahaan asing.
Penurunan penjualan smartphone asing di China dinilai menjadi titik balik industri global. Kebangkitan Xiaomi dan Huawei, serta preferensi konsumen pada produk lokal, diperkirakan akan mengubah peta persaingan pasar smartphone dunia dalam beberapa tahun ke depan.