SUARA TRENGGALEK – Pemkab Trenggalek menegaskan bahwa satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) bertanggung jawab penuh atas produksi, pengawasan mutu, hingga distribusi makanan dalam program makan bergizi gratis (MBG) ke siswa.
Sekretaris Daerah Trenggalek, Edy Soepriyanto menjelaskan bahwa SPPG memiliki peran penting memastikan makanan bergizi yang dikirim ke sekolah-sekolah memenuhi standar kelayakan dan higienitas.
Menanggapi munculnya perdebatan ketika makanan basi, yang disalahkan sekolah karena dianggap terlalu lama transit. Ia menjelaskan semua memang harus menerapkan dan menjalankan SOP dengan benar.
“Jadi SPPG sangat bertanggung jawab mulai dari proses produksi sampai distribusi,” ujar Edy Soepriyanto, Jumat (24/10/2025).
Edy juga menambahkan selain SPPG, penempatan makanan di sekolah juga harus sesuai standar agar tidak menimbulkan masalah baru. Begitu keluar dari SPPG makanan didistribusikan ke sekolah.
Laporkan Masalah MBG“Di sekolah pun tidak boleh diletakkan sembarangan, karena bisa terkontaminasi. Jadi SOP ini penting dan harus segera kita pedomani,” pintanya.
Terkait aduan masyarakat, Edy mengungkapkan bahwa Bupati Trenggalek telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh SPPG agar membuka layanan pengaduan dan memastikan bahan makanan yang digunakan layak konsumsi.
“Pak Bupati sudah menerbitkan surat edaran kepada SPPG agar memastikan kelayakan bahan makanan dan membuka layanan pengaduan. Kalau ada masalah atau saran, bisa disampaikan untuk perbaikan. Kami belum menerima aduan resmi, tapi sempat ada keluhan di media sosial,” kata Edy.
Sementara itu, dari hasil rapat koordinasi terakhir, Edy menyebut tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan program MBG, hanya beberapa hal administratif yang masih perlu disempurnakan.
“Secara umum tidak banyak kendala, hanya soal administrasi seperti penyusunan SOP dan SLHS yang belum selesai. Ini nanti akan menjadi pedoman kita bekerja,” jelasnya.
Ia menegaskan, sesuai surat edaran Menteri Dalam Negeri, rapat koordinasi MBG di tingkat daerah akan dilakukan minimal dua kali dalam sebulan untuk memastikan pelaksanaannya tetap terkendali.
“Kalau tidak terus kita dampingi dan saling membantu, penyelenggaraan MBG bisa tidak terkendali. Karena itu, pendampingan dan evaluasi rutin sangat penting,” pungkas Edy.
Tim redaksi telah mengumpulkan berbagai tanggapan dan komentar warganet terkait saling lempar kesalahan atas kejadian makanan basi di salah satu sekolah SD Negeri di Trenggalek melalui media sosial tiktok.
Akun tiktok @retnapuspita162 berkomentar dapur sumbergedong ini..yg di tempatnya mbak sugik bakul ayam..perlu di cek ini..di sklh ankq jg gt.SMK 1 trenggalek..1 dapur sm SD sumbergedong 1..makanannya layak..sering basi
Akun lain yakni @LeonLunaYomi juga berkomentar, jgn hanya menilai sebelah mata saja. MBG d SDN tu d distribusikan mulai jam 8 pagi & sekolah baru memberikan k anak” pukul 10/11..jelaslah basi sbb MBG tu ada batas jamnya.
Laporkan Masalah MBG











