SUARA TRENGGALEK – Pembangunan Pelabuhan Prigi yang berada di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, terus menunjukkan progres positif.
Meski belum sepenuhnya rampung, pelabuhan tersebut sudah bisa difungsikan untuk sandaran kapal. Fasilitas yang ada telah dapat dipakai.
Kabid Pelayaran dan Keselamatan Transportasi Dinas Perhubungan Trenggalek, Ika Merin Setyarto, mengatakan fasilitas utama pelabuhan telah siap dipakai.
“Sebenarnya kalau dari segi perlengkapan sudah bisa untuk bersandar kapal. Namun, pembangunan belum 100 persen rampung,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Rancangan Pelabuhan
Pelabuhan Prigi dirancang menampung kapal hingga kapasitas 5.000 deadweight tonnage (DWT) dengan muatan maksimal 25.000 ton.
Meski operasional penuh belum berjalan, pelabuhan ini sudah pernah difungsikan, salah satunya saat kapal milik Kementerian Kelautan bersandar karena cuaca buruk pada 16 Juni lalu.
“Dari situ sudah bisa membuktikan bahwa Pelabuhan Prigi sudah dapat digunakan untuk sandar dan aman,” tegas Ika.
Sebagai pelabuhan pengumpan lokal dalam jalur pelayaran perintis selatan Jawa, Pelabuhan Prigi dinilai strategis karena dekat dengan Australia sehingga berpeluang mendukung perdagangan internasional maupun pariwisata.
Rute Pelabuhan Prigi
“Untuk rute rencana dilakukan ke arah timur, dari Trenggalek ke Banyuwangi, begitupun sebaliknya,” tambahnya.
Selain sektor perikanan dengan potensi kapal kontainer hasil laut, pelabuhan ini juga diyakini mampu menunjang wisata regional dari Blitar, Kediri, hingga Trenggalek.
Pembangunan Pelabuhan Prigi semakin menguat sejak revisi Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) 2014.
Statusnya sebagai pelabuhan pengumpan lokal hingga 2027 ditegaskan melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432/2017.
Sejumlah dokumen pendukung seperti studi kelayakan, DED, rencana induk pelabuhan, hingga AMDAL telah disiapkan. Lahan seluas 11.030 meter persegi juga sudah bersertifikat sejak 2018–2019.
Luasan Pelabuhan Prigi
Adapun infrastruktur yang sudah berdiri antara lain dermaga tahap pertama berukuran 75 meter x 10 meter, trestle sepanjang 60 meter x 8 meter, serta causeway 260 meter x 8 meter.
“Untuk dermaga rencananya memiliki panjang 150 meter, tapi kelanjutan pembangunan masih bagian dari provinsi,” jelas Ika.
Namun, Dishub Trenggalek masih menghadapi pekerjaan rumah terkait ketersediaan muatan balik untuk pelayaran perintis.
Saat ini sedang dilakukan tracing data pasar untuk memetakan kebutuhan barang keluar dan masuk, sekaligus mendorong solusi tata ruang pelabuhan, izin reklamasi, serta konektivitas dengan Jalan Lintas Selatan (JLS).