SUARATRENGGALEK.COM – Cegah inflasi akibat dari harga kebutuhan pokok, Pemerintah Kabupaten Trenggalek bakal gencar menggelar operasi pasar murah.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir harga cabai sampai menyentuh di harga Rp 70 ribu perkilogram.
Dari lonjakan ini tentu saja membuat pemerintah tidak boleh tinggal diam. Pasalnya, harga barang yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi inflasi.
Kepala Diskomidag Trenggalek, Saniran mengatakan menindaklanjuti hal ini, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomidag) bakal mengambil langkah dengan melakukan operasi pasar murah.
Namun, langkah ini ternyata tidak sesuai dengan harapan. Lantaran, jika pemerintah menjual cabai dengan harga yang jauh lebih murah.
Mengakibatkan pedagang pasar menganggap bahwa Diskomidag Trenggalek membacok harga.
“Kami saat ini tengah berupaya mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Sesuai dengan arahan, maka diberikan subsidi pada pedagang di pasar,” jelasnya.
Saniran menegaskan bahwa bakal memberikan subsidi pada pedagang berdasarkan jumlah cabai yang mereka jual. Misalnya harganya Rp 67 ribu perkilogram, maka kami buat menjadi Rp 55 ribu perkilogramnya, jadi subsidinya Rp 12 ribu.
“Subsidi tersebut diberikan pada pedagang cabai yang ada di Pasar Basah dan juga Pasar Subuh, dengan subsidi sekitar 19 sampai 21 pedagang, jadi memang pedagangnya hanya sejumlah itu,” ungkapnya.
Saniran juga menjelaskan bahwa yang mendapatkan perhatian khusus (subsidi) adalah komoditas yang diperlukan oleh masyarakat.
“Keperluan dari konsumen saat ini yang berlimpah diberi perhatian adalah beras dan cabai,” tuturnya.
Di sisi lain, dua komoditas tersebut menjadi penyumbang utama dalam indeks perubahan harga (IPH) di Trenggalek. Beruntungnya, untuk saat ini harga cabai dan beras yang ada di Trenggalek berhasil ditekan.
“Untuk beras ada dikisaran Rp 11,3 ribu perkilogram dan cabai Rp 55 ribu perkilogram,” pungkasnya.