SUARATRENGGALEK.COM – Aksi spektakuler kembali dilakukan oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia.
Aksi tersebut dilakukan dengan mengibarkan bendera merah putih berukuran raksasa di Tebing Sepikul, Trenggalek, pada ketinggian 270 meter di atas tanah.
“Pemilihan Tebing Sepikul sebagai lokasi pengibaran bukan tanpa alasan,” tutur Arif Ghondani, salah satu pengurus FPTI Jawa Timur.
Dijelaskannya, Tebing Sepikul merupakan yang tertinggi dan terbesar di Jawa Timur, serta menjadi favorit para pemanjat. Ini menjadikan tempat ini sangat istimewa untuk melaksanakan pengibaran bendera dalam rangka HUT RI.
Pengibaran bendera ini tidak hanya menjadi momen untuk memperingati kemerdekaan, tetapi juga untuk menunjukkan kemampuan dan dedikasi para pemanjat tebing Indonesia.
“Ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan komunitas panjat tebing yang tertarik pada keindahan dan tantangan yang ditawarkan oleh Tebing Sepikul,” terangnya.
Alhamdulillah disampaikan Arif bahwa kegiatan yang berlangsung dengan lancar ini turut melibatkan berbagai pihak, termasuk warga sekitar dan pemerintah desa setempat, yang memberikan dukungan penuh demi kelancaran acara.
Dengan cuaca yang mendukung, pengibaran bendera kali ini berjalan tanpa kendala, menambah kemeriahan peringatan HUT RI ke-79 di Trenggalek.
“Pengibaran bendera ini telah menjadi tradisi tahunan FPTI Jawa Timur sejak tahun 1998,” ungkapnya.
Perlu diketahui, pada tahun ini, bendera berukuran 30×20 meter dibentangkan di tebing batu Sepikul yang terletak di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.
Tebing Sepikul dikenal sebagai tebing batu tertinggi dan terbesar di Jawa Timur dengan ketinggian total mencapai sekitar 450 meter, menjadikannya destinasi favorit bagi para pemanjat profesional, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Lima pemanjat profesional yang berpartisipasi dalam pengibaran bendera ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk Malang, Tulungagung, dan Trenggalek.
Para pemanjat tersebut adalah Mohammad Hosein Pandu (23) dan Ramadhanu Imsaqi Ulany (22) dari IMPALA UB Malang, Krisna Eko Wachyudi (23) dari FPTI Tulungagung, serta Sukma Aji Dewantara (17) dan Tatot Hermansyah (18) dari Kompasneda Trenggalek.
Mereka telah mempersiapkan diri dengan matang selama tiga hari sebelumnya, dengan fokus pada kesiapan fisik, mental, serta kelengkapan peralatan keselamatan.