BUDAYA

Hari Jadi Trenggalek Tambahkan Desa Karangrejo sebagai Lokasi Kirab Pusaka Baru

×

Hari Jadi Trenggalek Tambahkan Desa Karangrejo sebagai Lokasi Kirab Pusaka Baru

Sebarkan artikel ini
Kirab Pusaka Hari Jadi Trenggalek
Bupati Trenggalek saat melaksanakan ziarah makam leluhur, mulai tokoh hingga mantan bupati terdahulu.

SUARA TRENGGALEKProsesi kirab pusaka dalam rangka Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek tahun ini berbeda dari sebelumnya. Jika biasanya pusaka hanya dikirab ke Balai Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, kini prosesi juga digelar di Balai Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjelaskan, penambahan lokasi tersebut untuk merangkai sejarah dua prasasti penting yang berkaitan dengan lahirnya Trenggalek. Selain Prasasti Kamulan, di Kampak juga ditemukan Prasasti Parasu atau Prasasti Kampak pada era Empu Sendok.

“Alhamdulillah seperti rutinitas biasanya kita sudah bedol pusaka ke Kamulan dan nanti diinapkan. Kemudian besok pada puncak hari jadi kita kirab,” kata Bupati Arifin usai prosesi pasrah tinampi pusaka di Desa Kamulan, Jumat (29/8/2025).

Menurutnya, Prasasti Kamulan menjadi penanda Hari Jadi Trenggalek, sementara Prasasti Kampak mencatat pemberian tanah perdikan bebas pajak oleh Empu Sendok kepada Kampak.

“Kita ingin semua sejarah Trenggalek tidak ada yang terhapuskan. Bahwa prasasti di Kamulan sebagai penanda hari lahir, iya. Tetapi kita juga punya prasasti dimana perdikan Kampak itu juga bagian dari sejarah Trenggalek,” ujarnya.

Arifin menambahkan, pusaka kabupaten diinapkan di Kamulan sesuai tradisi, sedangkan pusaka pribadi bupati dibedol di Kampak. “Harapannya kalau kabupatennya dibersihkan, bupatinya juga harus bersih. Sama-sama harus dibersihkan semua pusakanya,” tandasnya.

Kepala Desa Kamulan, Masruri, mengapresiasi langkah Bupati Trenggalek yang dinilainya menjaga tradisi dan sejarah daerah. “Kita optimis Widi Widono itu mudah-mudahan langgeng. Bisa selalu dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten bekerjasama dengan Pemerintah Desa Kamulan,” ujarnya.

Masruri menambahkan, prosesi tahun ini lebih lama dari biasanya. Jika sebelumnya pusaka diinapkan satu hari satu malam, kini dua hari dua malam sebelum dikirab kembali pada puncak Hari Jadi Trenggalek.

“Seperti pesan bapak bupati tadi, dengan sedikit lebih lama semoga masyarakat bisa melihat dan mengenal lebih dekat apa saja pusaka yang dimiliki daerahnya,” katanya.