SUARA TRENGGALEK – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Trenggalek memastikan akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) pada Agustus 2025.
Agenda ini sekaligus menjadi langkah strategis menjaga konsolidasi dan kesinambungan kaderisasi partai. Namun demikian, kepastian jadwal masih menunggu giliran dari DPD Golkar Jawa Timur.
Ketua DPD Partai Golkar Trenggalek, Arik Sri Wahyuni, menyampaikan bahwa pelaksanaan Musda akan mengikuti jadwal bergilir dari provinsi, menyusul pelantikan pengurus DPD Golkar Jawa Timur pada 25 Juli 2025.
“Musda akan berlangsung bulan Agustus ini, kami menyesuaikan jadwal bergilir dari provinsi,” ujar Arik saat dikonfirmasi, Rabu (30/7/2025).
Meski masa berlaku Surat Keputusan (SK) kepengurusan DPD Golkar Trenggalek masih aktif hingga 30 Agustus 2025, Arik mengaku jadwal pasti pelaksanaan Musda masih menunggu kepastian. Namun ia memastikan akan segera diumumkan dalam waktu dekat.
“Jadwal pastinya masih kita tunggu, tapi yang jelas dalam waktu dekat,” tambahnya.
Dijelaskan Arik, pihaknya mendorong pelaksanaan Musda secara musyawarah atau aklamasi guna menghindari potensi konflik internal.
Menurutnya, langkah ini penting dalam merespons dinamika politik yang semakin terbuka dan menuntut kedewasaan berorganisasi.
“Kami sebisa mungkin akan melaksanakan secara aklamasi. Tujuannya agar tidak muncul perpecahan atau polemik di internal. Sekarang eranya sudah berubah, politiknya juga harus dewasa,” jelas Arik.
Ia menekankan bahwa Musda tidak semata-mata ajang pemilihan ketua, namun juga momentum memperkuat kaderisasi dan soliditas partai. Siapa pun dapat mencalonkan diri sebagai ketua DPD asalkan memenuhi syarat yang diatur dalam AD/ART Partai Golkar.
Syarat calon ketua, kata Arik, harus merupakan kader aktif yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) dan telah berpengalaman minimal lima tahun sebagai pengurus partai. Hal ini untuk menjamin kualitas dan pengalaman kepemimpinan yang teruji.
“Di Golkar tidak ada istilah tiba-tiba menjadi pemimpin. Semua harus melalui proses kaderisasi yang jelas dan terstruktur,” tegasnya.
Musda DPD Golkar Trenggalek akan diikuti oleh sekitar 17 pemilik hak suara, yang terdiri dari unsur DPD kabupaten, organisasi sayap, serta perwakilan ormas pendiri dan yang didirikan Golkar.
Arik menegaskan bahwa Musda bukan sekadar formalitas organisasi, melainkan bentuk nyata komitmen politik kaderisasi. Ia tidak menampik kemungkinan dirinya kembali maju sebagai calon ketua, namun tetap menyerahkan sepenuhnya pada aspirasi pemilik suara.
“Apakah saya calon terkuat atau bukan, saya sendiri belum tahu. Semua bergantung pada dinamika suara dari bawah,” pungkasnya.