SUARA TRENGGALEK – Kontaminasi mikroplastik dalam makanan bayi kian menjadi perhatian serius di berbagai daerah.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek juga mewaspadai bahwa kontaminasi mikroplastik di Bumi Menak Sopal.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Kepala Dinkesdalduk KB Trenggalek, dr. Sunarto. Dirinya menjelaskan bahaya mikroplastik yang bisa mencemari makanan atau minuman akibat penggunaan wadah plastik, terutama jika terpapar panas.
Zat berbahaya seperti Bisphenol-A (BPA), ftalat, dan dioksin kerap ditemukan pada wadah plastik yang berpotensi terurai dan masuk ke tubuh manusia.
“Mikroplastik bisa masuk ke tubuh, terendap di saluran pencernaan, pernapasan, bahkan organ lain. Endapan ini menyebabkan iritasi, peradangan, dan dalam jangka panjang berisiko memicu tumor atau kanker,” ujarnya.
Meski belum ada laporan resmi mengenai kontaminasi mikroplastik pada makanan bayi di Trenggalek, Dinkes tetap mengimbau langkah pencegahan.
Salah satu caranya adalah menghindari penggunaan wadah plastik saat memanaskan makanan atau susu.
“Susu sebaiknya diseduh dengan air panas dalam wadah kaca, lalu dipindahkan ke botol plastik setelah dingin. Ini langkah sederhana tapi sangat efektif,” jelasnya.
Lebih dari 80 persen botol susu yang beredar di pasaran dinyatakan aman, namun masyarakat diminta tetap waspada.
“Penggunaan wadah non-plastik seperti kaca atau logam harus diutamakan, terutama untuk bayi dan anak-anak. Jika terpaksa menggunakan plastik, pastikan makanan atau minuman dimasukkan dalam kondisi dingin,” tambahnya.
Dirinya juga mendorong pengendalian limbah plastik di lingkungan agar tidak mencemari air. Namun, langkah ini perlu melibatkan koordinasi dengan instansi terkait.
“Ini bukan hanya soal kesehatan bayi, tapi juga tanggung jawab bersama untuk mengendalikan sampah plastik yang mencemari lingkungan kita,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengedukasi diri tentang risiko mikroplastik.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa risiko ini. Dengan langkah sederhana, kita bisa melindungi generasi mendatang dari ancaman yang bisa dicegah,” pungkasnya.