OLAHRAGA

Denda Protes Rp 300 Ribu di Kejuaraan Panjat Tebing Pelajar Trenggalek Tuai Kritik

×

Denda Protes Rp 300 Ribu di Kejuaraan Panjat Tebing Pelajar Trenggalek Tuai Kritik

Sebarkan artikel ini
Panjat Tebing Trenggalek
Perlombaan panjat tebing yang diselenggarakan di stadion Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Kejuaraan panjat tebing pelajar tingkat SD dan SMP se-Kabupaten Trenggalek yang digelar pada 4–5 Agustus 2025 menyisakan sejumlah catatan kritis.

Beberapa pendamping peserta menyoroti kebijakan panitia terkait denda pengajuan protes sebesar Rp 300 ribu.

“Kalau dendanya Rp300 ribu, anak-anak atau pendamping pasti mikir dua kali untuk protes. Di kejuaraan antardaerah biasanya cuma Rp50 ribu, bahkan terkadang gratis,” ujar salah satu pendamping, Selasa (5/8/2025).

Selain besaran denda, keluhan juga muncul karena panitia tidak menyediakan timer besar yang bisa dipantau langsung peserta dan pendamping.

Ketidaktersediaan alat tersebut dinilai menyulitkan verifikasi hasil lomba, terutama karena waktu tempuh menjadi dasar penentuan pemenang.

Sejumlah pihak menyayangkan minimnya fasilitas penunjang dan khawatir hal itu bisa menimbulkan kecurigaan terhadap transparansi lomba.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Trenggalek, Agus Setiyono, menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kejuaraan.

“Detailnya masih kami telusuri, jadi belum bisa beri komentar lengkap. Tapi yang jelas, pengumuman pemenang mengacu pada catatan waktu tercepat,” jelas Agus.

Agus juga mendorong pengembangan olahraga panjat tebing di kalangan pelajar karena dinilai bermanfaat untuk pembentukan karakter, keberanian, dan ketangkasan.

Sementara itu Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Trenggalek sekaligus penyelenggara lomba, Joko Among Mitro, menyatakan bahwa pemberlakuan denda protes sudah sesuai standar.

Ia menyebut aturan tersebut juga berlaku di kejuaraan tingkat provinsi, bahkan bisa mencapai Rp500 ribu.

“Aturan ini sudah standar. Di technical meeting (TM) juga kami sampaikan. Mungkin ada orang tua peserta yang tidak hadir, jadi tidak mendapat informasi langsung,” jelas Joko.

Kejuaraan tersebut diikuti 75 peserta dari tingkat SD dan SMP, dan digelar rutin setiap tahun sebagai bagian dari peringatan Hari Jadi Kabupaten Trenggalek dan HUT Kemerdekaan RI.

Peserta SD berkompetisi dalam kategori Speed Climbing, sementara peserta SMP bertanding di kategori Lead Climbing.