SUARA TRENGGALEK – Produksi budidaya ikan di Kabupaten Trenggalek terus meningkat. Data Dinas Pertanian setempat mencatat, komoditas lele masih menjadi primadona dengan produksi mencapai 3.919.613 ton pada 2023 dan naik menjadi 4.030.053 ton pada 2024.
Plt Kepala Dinas Pertanian Trenggalek, Cusi Kurniawati mengatakan, tingginya permintaan menjadi alasan ikan lele tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
“Lele ini tetap menjadi nomor 1 di Trenggalek. Selain memenuhi kebutuhan lokal, permintaan dari luar kota juga tinggi,” ujarnya, Jumat (5/9/2025).
Lele asal Trenggalek tidak hanya dipasarkan di daerah sendiri, tetapi juga dikirim ke Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengiriman dilakukan bersama hasil panen dari Tulungagung dan Kediri untuk memenuhi permintaan dalam jumlah besar.
Selain lele, budidaya ikan patin juga mulai berkembang, terutama di Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan. Produksi patin tercatat 277,934 ton pada 2023, meningkat menjadi 312,761 ton pada 2024. Hingga Juni 2025, produksinya sudah mencapai 209,414 ton atau lebih dari separuh capaian tahun sebelumnya.
“Skalanya terus meningkat setiap tahun, kita ingin membentuk kampung patin di Sukowetan secara bertahap,” tambah Cusi.
Pertumbuhan patin di Trenggalek didorong keberadaan produsen fillet di Kecamatan Watulimo dan Pogalan. Kebutuhan patin untuk industri dipasok dari Desa Sukowetan.
“Sudah ada embrionya yaitu pengusaha yang memulai dengan menyewa lahan desa seluas 6 hektar untuk budidaya patin. Kemudian kita kembangkan plasmanya dari kelompok masyarakat sekitar termasuk keluarga miskin. Sudah ada MoU-nya,” jelasnya.
Cusi menambahkan, pemilihan Desa Sukowetan didukung oleh ketersediaan lahan dan air serta dukungan masyarakat. Saat ini ada empat kelompok atau sekitar 40 pembudidaya ikan patin, ditambah perorangan, sehingga total hampir 50 kepala keluarga yang terlibat.
“Lebih dari 40 KK mendapatkan manfaat dari industri dan budidaya patin ini,” pungkasnya.









