SUARA TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan resmi mendapat investor lokal untuk pengelolaan Kolam Renang Tirta Jwalita.
Pasca appraisal yang dilakukan Pemkab, nilai sewa ditetapkan sebesar Rp 124 juta per tahun yang akan masuk sebagai pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik dan Destinasi Pariwisata Disparbud Trenggalek, Tony Widianto, menyampaikan bahwa mekanisme pengelolaan diputuskan melalui skema sewa setelah dilakukan koordinasi lintas pihak.
“Dari appraisal muncul harga sewa senilai Rp 124.000.000 per tahun dan itu telah disepakati oleh calon pengelola, sehingga kami sekarang tengah memproses penyiapan dokumen perjanjian sewa-menyewa,” kata Tony, Senin (15/9/2025).

Sistem Sewa Pemkab Trenggalek
Toni juga menjelaskan, untuk kontrak awal jika mengacu pada Perda Nomor 1 Tahun 2019 dengan periode sewa lima tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan pertimbangan tertentu.
Sedangkan pengelolaan awal masih difokuskan pada revitalisasi aset yang sempat tutup sejak Juni 2023. Investor di tahun pertama ini masih mengembalikan fungsi dulu, baru kemudian dapat mengembangkan usaha pada tahun-tahun berikutnya.
“Harapannya, sebelum libur Natal dan Tahun Baru kolam renang sudah bisa kembali dibuka,” ujarnya.
Tony juga mengungkapkan, jika sebelumnya rata-rata pendapatan kotor kolam renang mencapai Rp 250 juta hingga Rp 300 juta per tahun, namun biaya operasional yang tinggi membuat margin keuntungan sangat kecil.

Perhitungan Bisnis Pengelolaan PAD
Karena alasan tersebut jika dihitung dari segi bisnis, mekanisme sewa dari investor dianggap lebih menguntungkan Pemkab. Kalau dimaknai dari sisi operasional destinasi wisata, memang lebih menguntungkan pihak ketiga.
“Kami hanya menghitung PAD bersih, sementara biaya operasional juga cukup tinggi jika dihitung mulai pemeliharaan air, gaji karyawan, listrik dan lainnya,” jelasnya.
Disebutkan Toni, sebelumnya terdapat 3 investor lokal Trenggalek yang turut melirik pengelolaan kolam renang tersebut. Selanjutnya ketiga calon investor tersebut dilakukan evaluasi dan seleksi.
Alhasil ada satu investor yang terpilih berasal dari Trenggalek. Dengan sistem pengelolaan dilakukan secara perorangan dan saat ini sedang dalam tahap penandatanganan kontrak.