SUARA TRENGGALEK – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disippus) Trenggalek mencatat jumlah pengunjung perpustakaan hingga pertengahan 2025 mencapai 24.174 orang.
Angka tersebut menunjukkan minat masyarakat masih tinggi, meski pola kunjungan lebih banyak pada layanan langsung dibandingkan digital.
Plt Kabid Perpustakaan Disippus Trenggalek, Kustini, mengatakan tahun ini pihaknya tidak melaksanakan program pekan literasi seperti 2024.
Perpustakaan Desa
Sebagai gantinya, difokuskan pada lomba bertutur, penguatan perpustakaan desa (perpusdes), serta kegiatan terkait naskah kuno.
“Pekan literasi memang tidak kita ambil tahun ini, karena kita arahkan pada program lain yang sifatnya berkelanjutan,” ujar Kustini, Jumat (12/9/2025).
Data Disippus menyebutkan, pengunjung dewasa mendominasi dengan 2.276 laki-laki dan 5.752 perempuan. Layanan mobil perpustakaan keliling juga diminati dengan 3.796 pengunjung.
Sementara anak-anak tercatat 2.808 orang. Layanan digital melalui website maupun OPAC belum mencatatkan aktivitas signifikan.
Kunjungan Offline Diminati
“Pola kunjungan menunjukkan layanan offline masih jauh lebih banyak dimanfaatkan ketimbang digital, meski pemerintah gencar mendorong transformasi digital,” jelas Kustini.
Ia menambahkan, program pojok baca juga belum optimal. Pojok baca di Mal Pelayanan Publik (MPP) masih aktif, sedangkan fasilitas serupa di Alun-Alun Trenggalek berhenti beroperasi karena keterbatasan SDM dan anggaran.
“Alun-alun masih off karena Sabtu-Minggu kami tetap buka di perpustakaan pusat, sementara tenaga terbatas,” ujarnya.
Pada 2024, jumlah pengunjung perpustakaan mencapai 49.772 orang dengan puncak kunjungan terjadi pada Desember.
Meski berpotensi menyamai angka itu tahun ini, catatan kritisnya layanan digital belum tumbuh signifikan dan beberapa titik layanan baca justru berhenti beroperasi.