SUARA TRENGGALEK – Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Trenggalek dinilai masih terkendali melalui program Keluarga Berencana (KB). Hal itu tercapai karena partisipasi masyarakat dalam menggunakan alat kontrasepsi.
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) setempat mencatat partisipasi masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi tergolong tinggi, terutama metode suntik.
Kepala Dinkes P2KB Trenggalek, Sunarto, mengatakan capaian Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) dalam lima tahun terakhir umumnya melampaui target, kecuali pada 2024.
Capaian Alat Kontrasepsi
“Berdasarkan data capaian mCPR tahun 2020–2024, terlihat adanya fluktuasi capaian dibandingkan dengan target yang ditetapkan,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Pada 2020, capaian mCPR mencapai 77,10 persen atau lebih tinggi 2,10 persen dari target. Tahun 2021 meningkat menjadi 77,15 persen.
Sementara pada 2022 dan 2023 sama-sama 76,27 persen. Namun, pada 2024 turun menjadi 72,41 persen atau kurang 3,14 persen dari target.
“Walaupun dalam beberapa tahun melampaui target, trennya menunjukkan penurunan capaian dari tahun ke tahun, khususnya 2022–2024. Sehingga diperlukan evaluasi menyeluruh dan strategi lebih tepat untuk mendorong pencapaian target di periode berikutnya,” jelas Sunarto.
Kelahiran di Trenggalek
Data tersebut berbanding lurus dengan angka kelahiran hidup (KH) di Trenggalek. Tahun 2020 tercatat 8.960 KH, kemudian turun menjadi 8.484 KH (2021), 8.176 KH (2022), dan 8.101 KH (2023). Namun, pada 2024 naik kembali menjadi 9.431 KH.
“Berdasarkan data Kelahiran Hidup di Kabupaten Trenggalek, angka kelahiran mengalami penurunan dari 2020 hingga 2023, meski pada 2024 sedikit meningkat,” tambah Sunarto.
Dinas Kesehatan berkomitmen mengoptimalkan kembali penggunaan alat kontrasepsi agar laju pertumbuhan penduduk tetap terkendali.