SUARA TRENGGALEK – Musim kemarau yang melanda wilayah Trenggalek diprediksi berdampak pada produksi tanaman hortikultura tahunan, khususnya durian dan manggis. Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Imam Nurhadi.
Menurut Imam, tanaman tahunan seperti durian dan manggis sangat bergantung pada kondisi cuaca untuk membentuk fase generatif atau proses pembungaan. Jika kemarau berkepanjangan, tanaman berisiko gagal berbuah karena hanya memperbanyak daun atau masuk kembali ke fase vegetatif.
“Tanaman tahunan seperti durian dan manggis masih terus kami amati. Harapannya, iklim kemarau ini segera berakhir meskipun diperkirakan sampai Agustus,” ujar Imam, Jumat (4/7/2025).
Ia menjelaskan, fase generatif pada tanaman buah memiliki periode tertentu untuk berbunga. Jika cuaca tidak mendukung, proses berbunga akan tertunda, sehingga waktu panen pun bisa bergeser.
“Kalau fase generatifnya mundur, otomatis masa panennya juga akan ikut mundur. Tapi mudah-mudahan ini tidak berdampak terlalu besar,” jelasnya.
Imam juga menyoroti belum tampaknya bunga pada tanaman mangga yang seharusnya memasuki masa pembungaan pada Juli hingga Agustus. Ia berharap dalam waktu dekat akan ada perkembangan positif.
“Bunga mangga sampai sekarang belum terlihat. Tapi kami optimis, dalam waktu dekat fase berbunga akan dimulai, termasuk untuk durian yang akan menyusul,” tambahnya.
Meski begitu, Imam memastikan kondisi ini tidak serta-merta menyebabkan gagal panen. Namun, dampak penurunan produksi tetap mungkin terjadi.
“Bukan berarti karena musim hujan atau kemarau lalu tanaman langsung gagal panen. Tapi jika fase berbuah tidak terbentuk, produksi pasti turun, terutama di sektor hortikultura tahunan,” pungkasnya.