BUDAYA

Arca Ganesa di Trenggalek Hilang, Pengawasan Cagar Budaya Dipertanyakan

×

Arca Ganesa di Trenggalek Hilang, Pengawasan Cagar Budaya Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini
Arca Ganesa Trenggalek
Agus Prasmono saat melihat arca peninggalan yang bersejarah.

SUARA TRENGGALEK – Kasus pemindahan Arca Durga Mahesa Sura Mardhini dari Desa Kamulan, Trenggalek ke Bogor tanpa izin resmi kembali membuka luka lama. Bahkan hingga saat ini benda bersejarah itu masih tercecer.

Di tengah sorotan publik, mencuat pula informasi hilangnya sebuah arca yang diduga berbentuk Ganesa dari Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Hingga kini, keberadaannya masih menjadi misteri.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Agus Prasmono, mengaku tidak mengetahui di mana arca tersebut berada saat ini. Ia hanya mengingat bahwa beberapa tahun silam, arca itu pernah terlihat di Kantor Kecamatan Bendungan.

“Memang dulu saya pernah tahu ada arca di sana. Tapi sekarang kami benar-benar tidak tahu keberadaannya karena kejadiannya sudah sangat lama,” ujar Agus, Kamis (24/4/2025).

Ketua Penggiat Sejarah Trenggalek (Pesat), Harmuji, menilai hilangnya arca di Bendungan dan pemindahan Arca Durga di Kamulan menjadi bukti lemahnya pengawasan terhadap benda cagar budaya.

“Baik arca di Bendungan maupun Arca Durga di Kamulan, keduanya dipindahkan tanpa dokumen resmi, tanpa kajian, dan tanpa pengawasan. Ini menunjukkan betapa rapuhnya sistem perlindungan warisan budaya kita,” kritik Harmuji.

Menurutnya, tidak seharusnya ada perbedaan perlakuan dalam menjaga warisan budaya, terlepas dari statusnya sebagai Cagar Budaya (CB) atau Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

“Status boleh beda, tapi perlakuannya harus sama. Tidak bisa sembarangan dipindahkan,” tegasnya.

Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Agus Prasmono menyatakan akan memperketat sistem pengawasan dan mempercepat pendataan ulang terhadap seluruh benda cagar budaya di wilayahnya.

Agus menambahkan, pembangunan museum daerah kini menjadi prioritas sebagai solusi jangka panjang. Karena saat ini benda bersejarah itu masih tercecer.

“Kami menjadikan ini sebagai evaluasi serius. Harapannya, museum daerah bisa segera terwujud agar benda-benda bersejarah punya tempat penyimpanan yang aman,” ungkapnya.