SUARA TRENGGALEK – Oprit Jembatan Banger di Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, mengalami kerusakan meski proyek pembangunan jembatan tersebut belum lama selesai.
Kerusakan itu sempat mengganggu arus lalu lintas karena akses menuju jembatan harus ditutup sementara.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Trenggalek, Anjang Purwoko, menjelaskan bahwa secara kontrak pekerjaan pembangunan jembatan telah selesai dan sudah dilakukan serah terima. Namun, kerusakan terjadi saat proyek masih dalam masa pemeliharaan.
“Secara kontrak pekerjaan sudah selesai dan sudah diserahterimakan, cuma dalam perjalanannya ada kerusakan. Terhadap kerusakan itu, karena masih dalam masa pemeliharaan, kami perintahkan kepada penyedia untuk memperbaiki, jadi memang masih tanggung jawab penyedia,” kata Anjang.
Ia menegaskan, seluruh biaya perbaikan tidak dibebankan kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek karena masih menjadi kewajiban penyedia jasa.
“Artinya perbaikan itu menjadi tanggung jawab penyedia atas biaya yang ditimbulkan dan tidak menjadi beban Pemerintah Kabupaten Trenggalek,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Menurut Anjang, masa pemeliharaan proyek infrastruktur diatur dalam kontrak dengan durasi tertentu. Untuk Jembatan Banger, masa pemeliharaan masih berlangsung.
“Masa pemeliharaan ini dikontrak kalau tidak salah enam bulan, nanti untuk pastinya kami cek di kontrak. Karena paling cepat masa pemeliharaan enam bulan dan paling lama satu tahun,” jelasnya.
Ia memastikan kerusakan tidak terjadi pada struktur utama jembatan, melainkan pada bagian oprit atau jalan pendekat.
“Yang rusak itu di oprit jembatan, bukan di jembatannya. Kalau secara struktur tidak masalah,” tegas Anjang.
Terkait penyebab kerusakan, Anjang menyebut faktor cuaca saat pelaksanaan pekerjaan menjadi salah satu penyebab utama.
“Kemungkinan penyebabnya, waktu pelaksanaan memang kondisinya hujan deras sehingga pemadatan kurang sempurna. Di sisi lain dituntut secara kontrak harus selesai,” katanya.
Selain itu, menurutnya tingginya intensitas lalu lintas dengan muatan berat turut mempercepat kerusakan oprit.
“Lalu lintas di lokasi padat dan angkutan truk bertonase berat, sehingga terjadi kerusakan,” imbuhnya.
PUPR Trenggalek menurut Anjang telah memanggil penyedia jasa untuk melakukan evaluasi dan memastikan perbaikan segera dilakukan.
“Pada prinsipnya kami sudah meminta penyedia memperbaiki. Kami evaluasi dan undang penyedia ke kantor, alhamdulillah penyedia bertanggung jawab,” ungkap Anjang.
Ia berharap perbaikan dapat segera diselesaikan agar akses lalu lintas kembali normal.
“Diupayakan sebelum akhir tahun bisa selesai atau mungkin dalam seminggu ke depan. Saat ini ditutup total. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan, mudah-mudahan perbaikan segera rampung dan jembatan bisa dibuka kembali,” pungkasnya.











