SUARA TRENGGALEK – Peringatan 20 tahun penetapan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO digelar komunitas seni dan budaya Kabupaten Trenggalek, diikuti 47 kelompok kesenian.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, menyatakan kegiatan ini menjadi momentum konsolidasi para pelaku budaya dalam melestarikan tradisi lokal, Selasa (25/11/2025).
“Harapannya, acara hari ini bisa menjadi proses konsolidasi para kesenian, para pemangku budaya di Kabupaten Trenggalek untuk rukun melestarikan budaya,” ujar Doding.
Ia menyebut sejumlah pusaka juga ditampilkan untuk mengedukasi masyarakat tentang filosofi keris. Menurutnya, yang ditetapkan UNESCO bukan semata benda keris, melainkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Setiap keris itu mengandung filosofi tentang kehidupan, pendidikan, keagamaan, semuanya ada. Keris itu ibarat sebuah buku,” ucapnya.
Doding mendorong generasi muda mempelajari makna yang tersimpan dalam falsafah keris sebagai bagian dari warisan budaya.
Ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Trenggalek mendukung penuh pelestarian kebudayaan, termasuk penguatan program budaya yang selaras dengan upaya menjaga lingkungan.
“Budaya dan lingkungan itu berjalan selaras. Seperti di Gandusari ada Festival Sungai, itu menjaga lingkungan juga. Program menjaga lingkungan Kabupaten Trenggalek nanti selaras dengan kebudayaan,” kata Doding.
Acara peringatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat identitas dan pelestarian budaya di Trenggalek yang digelar selama 3 hari mulai tanggal 25 kemarin.
