SUARA TRENGGALEK – Rombongan Komisi IV DPRD Kabupaten Trenggalek turun langsung melakukan sidak ke SMP Negeri 1 Trenggalek untuk melakukan konfirmasi terkait insiden penganiayaan yang dialami guru seni budaya di sekolah tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukarodin saat ditemui awak media mengatakan pihaknya telah menggelar rapat khusus untuk membahas laporan atas insiden tersebut.
Dalam rapat itu, pihak sekolah telah memberikan penjelasan secara lengkap terkait kronologi kejadian, termasuk aturan penggunaan ponsel di lingkungan sekolah.
“Kami memang sengaja menggelar sidak karena ada laporan terkait peristiwa yang terjadi pada Jumat lalu. Dari penjelasan yang kami terima, semua sudah disampaikan dengan jelas dan tidak ada yang ditutupi,” ujar Sukarodin, Senin (3/11/2025).
Dijelaskannya, tentang tata tertib penggunaan ponsel di SMPN 1 Trenggalek sudah diatur secara rinci. Guru yang menyita ponsel siswa tidak menyimpannya sendiri, melainkan menyerahkannya kepada bagian kesiswaan sesuai prosedur.
“Secara prosedural, apa yang dilakukan oleh korban pemukulan yakni Pak Eko sudah benar. Aturan penggunaan HP di sekolah ini tertulis dengan jelas dan diterapkan dengan baik,” tegasnya.
Sedangkan terkait proses hukum yang sedang berjalan, Sukarodin menyatakan pihaknya menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
“Laporan sudah disampaikan ke Polres Trenggalek sejak hari Jumat. Kita tunggu saja proses hukum yang berjalan, tentu harus kita hormati,” katanya.
Ia juga mengingatkan para orang tua agar lebih memahami peran guru di sekolah. Menurutnya, selama siswa berada di lingkungan sekolah, tanggung jawab penuh ada di tangan pihak sekolah untuk mendidik dan menegakkan disiplin.
“Seorang guru mendidik anak selama di sekolah. Jadi ketika anak sudah diserahkan ke sekolah, itu artinya tanggung jawabnya sudah berada di pihak sekolah. Orang tua harus ikhlas mempercayakan pendidikan anaknya kepada guru,” jelasnya.
Sukarodin menambahkan, peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih menghormati peran guru dan menaati aturan sekolah. “Kita ambil hikmahnya. Ini menjadi pembelajaran bagi siswa lain agar patuh terhadap tata tertib sekolah,” pungkasnya.











