PERISTIWA

Berawal Sita Hp Siswa, Guru SMP Negeri 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid

×

Berawal Sita Hp Siswa, Guru SMP Negeri 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid

Sebarkan artikel ini
Guru di Trenggalek
Eko Prayitno, guru yang menjadi korban penganiayaan wali murid di Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Guru mata pelajaran Seni SMP Negeri 1 Trenggalek, Eko Prayitno menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku yang diduga adalah wali murid berinisial A.

Setelah mengalami penganiayaan, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Trenggalek serta melakukan visum di rumah sakit yang turut di dampingi oleh pihak kepolisian.

Saat ditemui awak media di Polres Trenggalek, Eko menerangkan jika kronologi tersebut bermula saat ia memberikan pelajaran kepada para siswa-siswi. Dalam lingkup sekolah, untuk HP itu sebenarnya sudah ada peraturan sendiri.

Dimana bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang membawa hp diminta untuk dimasukkan ke dalam locker yang telah disediakan. Namun boleh digunakan jika seizin guru untuk keperluan tertentu.

“Jadi ada locker untuk menaruh hp ketika proses pembelajaran berlangsung, jika ada yang melanggar akan disita sekolah bahkan selama 1 semester, itu ada aturannya,” jelas Eko.

Saat ini ketika jam pelajarannya, Eko mengatakan pembelajaran dibagi menjadi delapan kelompok, setiap kelompok bisa menggunakan dua hp untuk mendukung tugas yang diberikan.

Dalam prosesnya, ia mengawasi seluruh siswa yang mengerjakan tugas kelompok karena untuk membantu mengerjakan yang beberapa materi bisa di cari di YouTube.

“Saat itu sudah saya wanti-wanti, hp jangan digunakan untuk aktivitas lain misal chatting dan lainnya, jika nanti ada yang bermain hp ia akan mengambilnya,” jelas Eko.

Selanjutnya disampaikan Eko, setelah proses selesai makan bergizi gratis, saat itu dirinya juga di dalam kelas dan anak-anak lain masih dalam proses mengumpulkan baki makanan MBG.

Namun, ada siswi berinisial N yang sudah bermain HP, padahal di kelas ada yang belum selesai makan, namun N ini sudah bermain HP. Bahkan ketika dilihat tugas untuk kelompoknya juga belum terkumpul, namun N ini sudah bermain hp sendiri.

“Saya melihat, wah, anak N ini rajin, bermain hp untuk mendukung tugas yang saya berikan. Namun ternyata setelah saya berjalan mendekat, saya lihat tidak benar, bermain hp bukan untuk mendukungan pembelajaran,” ungkapnya.

Setelah tugas anak-anak sudah terkumpul semua, Eko melanjutkan kembali proses belajar mengajar. Kemudian ia menegur siswi N itu dengan memyampaikan bahwa tadi kan sudah disampaikan di awal pembelajaran, untuk tidak menggunakan HP.

“Lalu, saya bertanya Apakah N menggunakan hp di luar tugas ini? Jawab siswa itu Iya, Pak. Apakah hari jumat kemarin juga seperti itu? Iya, Pak, jawabnya,” Imbuh Eko.

Eko juga mengatakan kepada siswi N bahwa pada jumat kemarin, dirinya berada dibelakangmu, maka menanyakan hal ini, hanya saya waktu itu belum di tegur.

Selanjutnya, dirinya duduk dan meminta siswi N untuk menaruh hp miliknya tersebut dimeja Eko, namun siswi N ini tidak mau.

“Terus saya duduk, saya minta HP taruh di meja saya. Dia enggak mau. HP ditaruh di meja saya. Tiga kali saya ambil, saya sita, baru diantar ke meja,” katanya.

Setelah HP ada diatas meja Eko, ia menggeser hp tersebut ke tengah karena waktu si N ini menaruh hp agak ke tepi. Ia lalu melanjutkan motivasi kepada siswa, dengan mencontohkan tentang siswa yang rajin dan yang berprestasi.

Nah, saat itu Eko memberikan sedikit terapi ke anak-anak yakni semua siswa. Intinya untuk sok terapi. Dengan cara, ada bak sampah yang kosong, ia isi air. Terus diringa mengambil batu, dan di jeburkan.

“Saya bilang Kalau HP sudah dimasukkan seperti ini, hp akan mati. Senua anak-anak tahu jika yang ada di dalam air itu batu. Tapi pikiran siswi N, itu HPnya yang sudah saya ceburkan,” jelasnya.

Padahal bukan, HP siswi N ini tetap di meja. Nah, itu terjadi sampai pulang. Lanjut Eko, HP itu di serahkan kepada bagian kesiswaan karena prosedurnya guru yang menyita HP siswa karena digunakan tidak sesuai, guru harus menyerahkan kepada kesiswaan.

Sebelum menyerah, Eko juga telah bicara dengan kesiswaan jika hp tersebut akan dikembalikan besok paginya, dan hp tersebut dibawa oleh bidang kesiswaan.

“Terus bel berbunyi, saya tutup pelajaran. Check log dan saya pulang. Lalu siswi N ini menghadap bidang kesiswaan dan mengatakan jika HP-nya sudah dirusak pak eko, saya sudah enggak punya HP lagi,” tuturnya.

Bahkan saat siswi N ini menghadap kesiswaan, siswi N diminta oleh kesiswaan untuk bicara baik-baik dengan dirinya. “Namun siswi N ini enggak mau, sudah nangis terus pulang,” paparnya.

Selanjutnya, saat Eko pulang karena sudah jam 11 lebih dan akan sholat jumat saat sampai rumah, belum duduk sudah ada yang telepon ternyata itu adalah wali murid siswi N, yakni A.

Dalam telepon tadi wali murid siswi N tersebut bicada dengan nada bicara yang meledak-ledak bahkan mau ngajak berkelahi dan lain-lain.

“Saat saya sampaikan bagaimana proses kronologisnya juga sudah enggak mempan. Intinya HP siswi N kenapa tidak diberikan, saya sampaikan jika hp tidak saya bawa, dan akan diberikan besok pagi,” jelasnya.

Eko juga menerangkan jika kejadian penganiayaan tersebut terjadi di rumahnya bertempat di Desa Kedungsigit, Karangan pada hari Jumat (31/10), sekitar pukul 12.30 Wib setelah pulang sholat jumat, setelah pelaku A ini meneleponnya.

Ia mengatakan pelaku penganiayaan mengaku berinisial A, yang saat itu mendatangi rumahnya menggunakan mobil innova. Saat sampai dirumah, pelaku langsung bertanya apakah dirinya yang menyita hp adiknya.

“Awakmu guru SMP 1, sing nyita HP adikku. Nggih Pak jawab saya. Si pelaku juga bertanya kon nggak ngerti aku sopo, moten ngertos Pak, jawab saya,” ucap Eko sambil menceritakan kronologisnya.

Eko sambil bercerita menyampaikan jika memang dirinya belum kenal sama orang tersebut dan juga belum pernah tau. Sebelum terjadi penganiayaan, pelaku juga memaki-maki dan mengancamnya.

“Saat kejadian, pelaku A ini langsung bicara macam-macam dan memaki serta memukul saya dan menarik baju kerah saya,” ucapnya.

Intinya, wali murid tersebut mau meminta hp siswi N tersebut. Namun, Eko menceritakan setelah dirinya pulang shalat jumat sudah ada mobil innova di depan rumahnya.

Jadi pemukulannya saat itu berada di depan rumah, selanjutnya ia melakukan visum ke rumah sakit kurang lebih pukul 02.00 Wib lebih .

“Saya melakukan visum juga didampingi pihak polres, dengan melakukan visum di rumah sakit,” jelasnya.