SUARA TRENGGALEK – Sebanyak 6000 jiwa dari 2800 kepala keluarga (KK) di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terdampak kekeringan, mereka mengalami krisis air bersih.
Dari informasi yang dihimpun, warga setempat di Desa Dermosari mengatakan kekeringan sudah terjadi dua tahun terakhir. Untuk tahun ini kondisi kekeringan terjadi pada bulan juli akhir.
Kepala pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Admono mengatakan untuk tahun ini dampak kekeringan tidak separah tahun lalu. Dimana tahun ini, terdapat 9 kecamatan 19 desa yang mengalami kekeringan.
“Dari total wilayah itu, ada kebutuhan air bersih yang harus dipenuhi untuk 6000 jiwa dari 2800 kepala keluarga,” tutur Triadi, Selasa (3/9/2024).
Mengatasi hal itu Triadi juga mengatakan bahwab kurang lebih selama satu bulan ini sudah terkendali, terutama untuk pengiriman berkaitan dengan pendistribusian air bersih kepada warga terdampak.
Seperti yang dilakukan hari ini, bersama Polres Trenggalek BPBD mengirimkan sedikitnya 52.800 liter air bersih, tepatnya di wilayah Desa Dermosari Kecamatan Tugu.
Sedangkan untuk kondisi mata air di wilayah terdampak, dari laporan teman-teman di wilayah saat ini sudah mengering juga ada sumur warga yang airnya hanya cukup untuk kebutuhan masak saja.
“Namun saat ini daerah yang mengalami kekeringan sudah berkurang daripada tahun kemarin, datanya 56 desa tahun lalu, dan tahun ini ada 19 desa,” ungkapnya.
Sedangkan untuk wilayah terbanyak kekeringan ada di wilayah Kecamatan Panggul, mengingat wilayah itu merupakan wulilayah dengan jumlah desa terbanyak.
Sementara itu, salah satu warga Desa Dermosari yakni Yuliana menerangkan jika kekeringan ini terjadi pada bulan juli akhir. Kondisi air bersih di sumur warga saat ini hanya bisa digunakan untuk memasak saja.
“Alhamdulillah, kami masih bersyukur ada untuk memasak, dan adanya kiriman air bersih setiap tiga hari sekali,” tutupnya.