KESEHATAN

Tren Kelahiran Bayi di Trenggalek Menurun, Malas Punya Anak Jadi Faktor ?

×

Tren Kelahiran Bayi di Trenggalek Menurun, Malas Punya Anak Jadi Faktor ?

Sebarkan artikel ini
Kelahiran Bayi Trenggalek
Istimewa.

SUARA TRENGGALEK – Angka kelahiran bayi hidup di Kabupaten Trenggalek dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan. Hanya terjadi kenaikan di tahun 2024 sekitar 1.300 kelahiran,

Sedangkan untuk angka keguguran sendiri tercatat fluktuatif, karena terdapat berbagai faktor penyebab antara lain usia seorang ibu yang terlalu muda serta usia ibu yang telah tadi atas 35 tahun.

Kepala Dinkesdalduk KB Trenggalek, Sunarto mengatakan penurunan angka kelahiran bayi terjadi pada 2020 hingga 2023, sebelum sedikit naik di tahun berikutnya yakni 2024.

Data yang ada tercatat, pada 2020 jumlah kelahiran hidup sebanyak 8.960, turun menjadi 8.484 pada 2021, lalu 8.176 pada 2022 dan 8.101 pada 2023. Namun, pada 2024 kembali meningkat menjadi 9.431 kelahiran bayi hidup.

Kelahiran Bayi Naik di 2024

“Berdasarkan data kelahiran lima tahun terakhir, memang ada penurunan, kecuali pada 2024 yang mengalami sedikit kenaikan,” ujarnya.

Sunarto juga menjelaskan dalam periode yang sama, angka keguguran di Trenggalek tercatat fluktuatif. Tahun 2020 ada 381 kasus, turun drastis pada 2021 menjadi 103 kasus, lalu kembali naik pada 2022 sebanyak 350, 2023 sebanyak 347 dan 2024 sebanyak 362 kasus.

Ia kembali menjelaskan jika penyebab keguguran antara lain faktor usia ibu yang terlalu muda atau lebih dari 35 tahun, penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, hipertensi dalam kehamilan, maupun kelainan genetik.

“Selain itu, kondisi ibu dengan anemia atau kekurangan energi kronis juga menjadi faktor,” jelasnya.

Kelahiran Bayi Mati Manurun

Sementara untuk angka bayi lahir mati dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Tahun 2020 tercatat 63 bayi lahir mati, 2021 sebanyak 51, 2022 turun menjadi 26, 2023 naik menjadi 40, dan 2024 kembali turun menjadi 22 kasus.

Dari sisi administrasi kependudukan, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Trenggalek, Ririn Eko Utoyo menyebut tren kelahiran juga terlihat menurun.

“Kalau melihat data dari Dinkes, tahun 2024 itu sekitar 7.000 kurang sedikit kelahiran per tahun. Padahal sebelumnya rata-rata bisa 8.000. Jadi memang cenderung turun,” katanya.

Ririn menambahkan, berdasarkan akta kelahiran yang diterbitkan, saat ini rata-rata hanya tercatat 20 hingga 30 anak per hari.

“Data detail tetap di Dinkes, tapi dari laporan yang masuk ke Disdukcapil, memang kelahiran terlihat menurun,” ujarnya.