PERISTIWA

Temuan Batu Aneh di Area Bendungan Bagong Trenggalek Bukan Lava Gunung Wilis

×

Temuan Batu Aneh di Area Bendungan Bagong Trenggalek Bukan Lava Gunung Wilis

Sebarkan artikel ini
Lava purba gunung wilis Trenggalek
Kadisparbud Trenggalek saat menunjukkan temuan batuan aneh di lokasi proyek pembangunan Bendungan Bagong.

SUARA TRENGGALEK – Pernyataan batuan berukuran besar yang diduga sebagai lontaran lava purba yang ditemukan di area proyek pembangunan Bendungan Bagong, tepatnya di Desa Sengon, diluruskan oleh Penggiat Sejarah Trenggalek (Pesat).

Sebelumnya, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Agus Prasmono mengatakan bahwa temuan batuan tersebut berasal dari warga sekitar lokasi proyek. Ia menyebut, total ada lima batu yang ditemukan dan memiliki bentuk menyerupai fosil.

“Sepintas batu ini tampak seperti fosil, namun menurut hemat kami, batu ini merupakan lontaran lava pijar dari Gunung Wilis Purba,” ujar Agus, Kamis (24/7/2025).

Namun, pendapat tersebut diluruskan oleh Ketua Penggiat Sejarah Trenggalek (Pesat), Harmaji. Ia menyatakan, dari hasil pengamatan langsung di lokasi, batu tersebut bukan fosil maupun benda cagar budaya (ODCB).

“Bentuknya memang mirip seperti fragmen kaki gajah, tapi kita tidak bisa langsung menyimpulkan. Perlu dilakukan pengecekan langsung pada lokasi asal batu ditemukan,” terang Harmaji.

Menurutnya, jika benar fosil, maka yang tersisa seharusnya hanyalah bagian tulang, bukan bentuk utuh menyerupai kaki lengkap dengan jaringan lunak. Ia menegaskan bahwa daging dan kulit makhluk hidup akan terurai oleh mikroorganisme tanah, sehingga kecil kemungkinan bentuk seperti itu bisa menjadi fosil.

Lebih lanjut, Harmaji menduga batuan tersebut kemungkinan merupakan hasil fenomena geologi alam seperti columnar joint, yaitu struktur batuan yang terbentuk secara alami dengan bentuk lurus dan berpola segi empat, segi delapan atau lingkaran.

“Fenomena seperti ini pernah kita temui juga di beberapa wilayah Trenggalek seperti Pule, Panggul dan lainnya. Jadi, sangat mungkin batu itu hanya menyerupai bentuk hewan secara kebetulan, bukan fosil atau benda purbakala,” jelasnya.

Harmaji juga memastikan dari titik koordinat yang ia kunjungi, yaitu sekitar 3.320–3.340 x 185, tidak ditemukan indikasi batu tersebut termasuk benda cagar budaya, bukan juga berasal dari lava purba.

Ia menambahkan, fenomena batuan yang menyerupai bentuk hewan bukan hal baru dan juga bisa ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti formasi batuan Elephant Rock yang menyerupai wajah gajah.

“Jadi, dari pengamatan kami, batuan di Bendungan Bagong itu bukan fosil, bukan benda cagar budaya, tapi fenomena geologi alami,” pungkasnya.