SUARA TRENGGALEK – Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, molor karena sejumlah Sekolah Dasar (SD) belum mau menandatangani komitmen kerja sama.
Padahal, sekolah jenjang PAUD, TK, SMP hingga SMA di wilayah tersebut sudah menyetujui program yang digagas pemerintah pusat. Hal itu mengakibatkan pelaksanaan terhambat karena pemenuhan penerima manfaat.
Agung Susilo selaku Owner Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumurup di bawah Yayasan Lumbung Boga Sakti, menyebutkan bahwa pihaknya menghadapi kendala karena masih ada beberapa SD yang belum sepakat menandatangani nota kesepahaman (MoU).
“Sedangkan untuk jenjang TK, PAUD, SMP dan SMA semuanya sudah berkomitmen. Dari posyandu juga sudah, jadi tinggal beberapa SD saja yang kepala sekolahnya enggan menandatangani komitmen tersebut,” kata Agung, Kamis (2/10/2025).
Agung juga menjelaskan, penolakan sebagian SD itu terkait satu klausul dalam MoU yang masih diperdebatkan. Poin tersebut berkaitan dengan mekanisme penggantian wadah makanan (ompreng) yang rusak atau hilang. Menurutnya, terkait hal itu sebenarnya masih bisa dimusyawarahkan.
“Sudah dijelaskan bahwa kalau ada ompreng yang rusak atau hilang bisa dimusyawarahkan secara mufakat, bukan harus saklek mengganti dengan uang,” ujarnya.
Ia menegaskan, SPPG Sumurup sejak awal juga telah melibatkan stakeholder di Kecamatan Bendungan, termasuk Muspika dan Kodim, dalam melakukan upaya membangun kemitraan program MBG.
“Peletakan batu pertama pun dari pihak Muspika jug ada, artinya kami selalu berkoordinasi,” imbuhnya.
Terkait kesiapan, Agung menyebut dapur MBG yang ada di Desa Sumurup itu sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) nasional dengan bangunan seluas 20 meter persegi. Virtual account untuk operasional juga sudah aktif.
Seharusnya program mulai berjalan pada 29 September 2025 kemarin, namun mundur karena kendala administrasi di tingkat SD yang belum mau menandatangani komitmen tersebut. Agung menargetkan operasional dimulai pada minggu kedua Oktober ini.
Untuk tahap awal, Agung menambahkan SPPG Desa Sumurup itu akan melayani maksimal 1.000 penerima manfaat, dengan target optimal mencapai 3.000–4.000 anak sesuai juknis.
“Sementara kami melayani sekolah yang sudah berkomitmen. Ini bentuk dukungan kami terhadap Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” tandasnya.