SUARA TRENGGALEK – Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) Kabupaten Trenggalek menggelar jalan sehat yang diikuti para pekerja dan pengusaha, Kamis (1/5/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di pelataran pasar ini turut dihadiri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin serta dihadiri dari berbagai elemen pengusaha dan para pekerja.
Dalam kesempatan itu Kepala Perinaker Trenggalek (Disnaker) Heri Yulianto mengatakan, peringatan tahun ini mengusung tema May Day is Collaboration Day sebagai wujud sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja.
“Buruh atau pekerja merupakan elemen sangat penting dalam pembangunan. Dengan kolaborasi ini, harapannya hak-hak pekerja bisa dipenuhi dengan baik,” ujarnya.
Heri menyebutkan, hasil sampling terhadap 70 perusahaan menunjukkan sekitar 30 di antaranya telah membayar pekerja sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2025.
Ia juga menegaskan, perusahaan wajib memberikan perlindungan kepada buruh melalui jaminan sosial ketenagakerjaan dan kesehatan. Sedangkan terkait isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
“Hingga kini belum ada laporan PHK massal di Trenggalek. Perusahaan besar seperti pabrik rokok masih stabil. Meski ada perpindahan pekerja antar kantor, tidak ditemukan PHK dalam skala besar,” katanya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang saat itu turut hadir dalam kegiatan jalan sehat menegaskan komitmennya untuk mendorong penciptaan lapangan kerja bagi seluruh warga.
“Agenda lima tahun ke depan adalah full employment agenda. Artinya, semua warga Trenggalek harus bisa bekerja,” tegasnya.
Mas Ipin biasa disapa saat ini mengatakan tengah menyiapkan regulasi dan skema investasi agar sektor industri menyerap lebih banyak tenaga kerja dari lapisan masyarakat terbawah.
“Kami ingin memutus rantai kemiskinan lewat serapan industri, terutama bagi warga di Desil 1 dan Desil 2,” lanjutnya.
Dirinya juga menanggapi soal UMK. Menurutnya, kenaikan UMK belum tentu mencerminkan peningkatan kesejahteraan. Ia menilai penciptaan lapangan kerja lebih penting, karena jika UMK kian naik maka perusahaan juga akan mengambil langkah efisiensi.
“Kalau UMK naik terus, pengusaha akan efisiensi dan mengganti tenaga kerja dengan mesin. Yang penting sekarang bagaimana membuka pekerjaan seluas-luasnya dulu,” ujarnya.