PENDIDIKAN

Program MBG Jadi Pilar Indonesia Emas 2045, Integrasi 4 Sehat 5 Sempurna

×

Program MBG Jadi Pilar Indonesia Emas 2045, Integrasi 4 Sehat 5 Sempurna

Sebarkan artikel ini
Bupati Trenggalek
Bupati Trenggalek saat meninjau siswa sekolah rakyat saat melaksanakan makan siang.

SUARA TRENGGALEK – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu program strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Diluncurkan resmi pada 6 Januari 2025, program ini menyasar anak sekolah, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan santri di pesantren dengan tujuan menekan angka stunting dan gizi buruk di Indonesia.

Hingga akhir Juli 2025, MBG telah menjangkau lebih dari 7 juta penerima manfaat melalui 2.375 dapur komunitas gizi (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi/SPPG) di seluruh Indonesia.

Dengan anggaran Rp71 triliun, program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan membeli bahan pangan dari petani dan pelaku UMKM.

Salah satu keunggulan MBG adalah penerapan menu berbasis prinsip “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan, yang sejalan dengan konsep klasik 4 Sehat 5 Sempurna.

Menu MBG dirancang untuk memenuhi 25-35 persen Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian, dengan bahan pangan lokal yang segar dan terjangkau.

Meski menu senilai Rp10.000 per porsi sempat dikritik karena dianggap membatasi variasi, komposisinya tetap disusun oleh ahli gizi sesuai standar Permenkes Nomor 28 Tahun 2019.

Menu MBG mengacu pada empat komponen utama karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta susu sebagai pelengkap sumber kalsium.

Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyiapkan 20 variasi menu mingguan dengan kandungan energi 500–700 kalori per porsi. Beberapa contoh menu antara lain:

Nasi tim ayam sayur dengan susu rendah lemak (Jawa Barat), kaya protein hewani dan vitamin A.

Ikan kembung asam pedas dengan ubi dan bayam (Papua), berfokus pada asupan omega-3 dan zat besi.

Tahu tempe bacem dengan nasi merah dan kacang panjang (Sumatera Selatan), menonjolkan protein nabati dan serat tinggi.

Penelitian Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan sekitar 17 persen menu telah memenuhi target energi 30–35 persen AKG, dan pemerintah terus memperbaiki kualitas gizi melalui pembaruan menu serta pengawasan ahli dari berbagai perguruan tinggi.

Meskipun menghadapi kendala teknis dan keterbatasan biaya, pemerintah menegaskan komitmennya menjadikan MBG sebagai investasi jangka panjang untuk pembangunan sumber daya manusia unggul. Program ini ditargetkan menurunkan angka stunting dari 21,6 persen pada 2022 menjadi di bawah 15 persen pada 2029.

Selain memperkuat gizi anak bangsa, MBG juga berdampak pada peningkatan ekonomi desa dengan sirkulasi dana hingga Rp8 miliar per tahun melalui rantai pasok pangan lokal.

Pemerintah mengajak masyarakat untuk turut mengawasi dan mendukung pelaksanaan program ini agar benar-benar menjadi “makanan sempurna” bagi generasi masa depan.