BUDAYA

Prasasti Kampak Dinilai Tidak Tepat Jadi Rujukan Hari Jadi Trenggalek

×

Prasasti Kampak Dinilai Tidak Tepat Jadi Rujukan Hari Jadi Trenggalek

Sebarkan artikel ini
Pertumbuhan Ekonomi Trenggalek
Alun-Alun Kabupaten Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Polemik penentuan hari jadi Kabupaten Trenggalek kembali mencuat. Pegiat Sejarah Trenggalek (Pesat) menyoroti penggunaan Prasasti Kampak sebagai dasar pijakan, karena dinilai tidak memiliki keterkaitan langsung dengan Trenggalek.

Ketua Pesat, Harmaji menegaskan isi Prasasti Kampak sama sekali tidak menyebutkan nama Trenggalek. Sebaliknya, Prasasti Kamulan justru lebih relevan karena secara jelas mencatat keterkaitan administratif dengan wilayah Trenggalek.

Prasasti Kampak memang memuat kata ‘Kampak’, tetapi itu tidak serta merta menunjuk ke wilayah Kampak di Trenggalek. Dalam catatan Brandes disebutkan fragmen batu itu berasal dari Residensi Surabaya tahun 1862 dan dibawa ke museum Batavia.

Sulit Secara Histori

“Jadi, secara historis sulit memastikan keterkaitannya dengan Trenggalek,” terang Harmaji, Selasa (2/9/2025).

Ia menjelaskan, dalam naskah Oud Javaansche Oorkonden karya Dr. J.L.A. Brandes, Prasasti Kampak hanya mencatat pemberian atau hadiah Batara i Sang Hyang Prasada Kabhaktyan i Pangurumbidyan i Kampak tanpa penyebutan eksplisit mengenai Trenggalek.

“Ini berbeda dengan Prasasti Kamulan yang tegas ditulis berasal dari Residentie Kediri, Trenggalek. Bentuk fisiknya juga lebih lengkap meski sebagian tulisannya rusak,” lanjutnya.

Secara fisik, Prasasti Kampak berukuran tinggi 89 cm, lebar 93 cm, tebal 22 cm, dengan 15 baris tulisan di bagian depan dan 13 baris di bagian belakang. Namun, tidak ada penanda angka tahun maupun nama raja penerbit.

Prasasti Kampak Tak Lengkap

Biasanya prasasti resmi mencantumkan tahun dan siapa raja penerbit. Di Prasasti Kampak itu tidak ada. Hanya gaya penulisannya mirip masa sebelum 850 Saka atau 928 Masehi, sezaman Mpu Sindok.

“Tapi nama penerbit dan tahun sudah hilang, kemungkinan besar rusak,” jelas Harmaji.

Ia huga menambahkan, istilah Kampak juga muncul di sejumlah prasasti lain, seperti Prasasti Pikatan di Blitar dan Prasasti Ngantang di Kediri, sehingga tidak eksklusif merujuk ke Trenggalek.

“Kalau ditinjau dari isinya, prasasti ini menggambarkan daerah yang ramai semacam pusat permukiman. Tapi untuk mengaitkannya langsung dengan Kampak Trenggalek, buktinya sangat lemah,” tegasnya.

Sejarah Harus Diluruskan

Harmaji bahkan menilai kecil kemungkinan prasasti itu dipindahkan dari Trenggalek ke Surabaya. Menurutnya, jika memang ada pemindahan, asalnya lebih mungkin dari wilayah Kediri atau Tulungagung.

“Ini yang harus diluruskan. Jangan sampai Prasasti Kampak dijadikan dasar hari jadi Trenggalek hanya karena namanya sama. Tanpa bukti kuat, itu bisa menyesatkan,” ujarnya.

Ia menekankan perdebatan sejarah ini penting agar penentuan hari jadi Trenggalek memiliki dasar ilmiah yang jelas. “Sejarah harus jujur pada data. Kalau ingin menggunakan prasasti, maka Prasasti Kamulan lebih relevan karena jelas menyebutkan nama Trenggalek,” pungkasnya.