SUARA TRENGGALEK – Gerakan Pengendalian Hama (Gerdal) di Kabupaten Trenggalek pada Agustus 2025 belum menjangkau seluruh lahan padi yang berstatus waspada serangan wereng punggung putih. Dari total target 267 hektare, baru 84,5 hektare yang berhasil dilakukan penyemprotan massal.
Koordinator Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Trenggalek, Darsino mengatakan sebagian lahan tidak terjangkau karena sejumlah petani memilih melakukan penyemprotan sendiri serta adanya tanaman padi yang usianya terlalu tua.
“Kemarin yang awal-awal ada petani yang melakukan pengendalian secara sendiri, dan menjadi tidak ikut gerdal. Lalu ada juga yang usia padinya sudah terlalu tua,” ujar Darsino, Jumat (12/9/2025).
Darsino menambahkan, dari sisa 182,5 hektare lahan yang belum tersentuh gerdal, sebagian kecil masih terlindungi oleh area yang telah disemprot. Pihaknya memastikan program gerdal terus dilakukan secara bertahap dengan penyediaan pestisida gratis bagi petani.
Penyemprotan massal difokuskan pada padi berusia 21–30 hari, salah satunya di Kelurahan Sumbergedong. Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek menyalurkan bantuan pestisida dengan takaran 5 liter untuk 5 hektare lahan.
Beberapa kecamatan terdampak serangan wereng sejak Juli, seperti Durenan, Pogalan, dan Trenggalek, kembali mendapat jatah pestisida. Kecamatan Gandusari tercatat sebagai penerima terbesar dengan luas 25 hektare. Wilayah ini juga memiliki lahan terserang wereng paling luas, yakni 2,05 hektare, disusul Desa Sambirejo dengan 0,75 hektare.
“Pelaksanaan ini memang dilakukan secara bertahap untuk menekan persebaran wereng. Yang terpenting adalah peran petani harus tetap aktif mengontrol sawahnya agar mengetahui apa yang dibutuhkan,” pungkas Darsino.