PERISTIWA

Peta Rawan Bencana di Trenggalek Hampir di Semua Kecamatan

×

Peta Rawan Bencana di Trenggalek Hampir di Semua Kecamatan

Sebarkan artikel ini
Trenggalek
Petugas saat akan melakukan evakuasi korban banjir. Dok. BPBD Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – BPBD Kabupaten Trenggalek kembali mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, menyampaikan hal tersebut saat memaparkan kondisi kerawanan wilayah, kesiapsiagaan, serta langkah mitigasi yang tengah dilakukan pemerintah daerah.

Triadi menjelaskan, dalam beberapa waktu terakhir tercatat lima kejadian tanah longsor serta banjir di beberapa titik.

Untuk mendukung pemantauan, Dinas Kominfo telah memasang CCTV di lokasi strategis guna memonitor kenaikan debit air.

“Ke depan juga dimungkinkan ada pemasangan sirine banjir untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).

Menurut Triadi, dari 14 kecamatan di Trenggalek, hampir seluruhnya memiliki potensi banjir maupun longsor.

Potensi Bencana Trenggalek

Sebagian besar desa kini telah masuk kategori Desa Tangguh Bencana dengan dilengkapi peta rawan bencana dan imbauan kedaruratan hingga tingkat RT/RW.

“Kami memiliki 107 tim reaksi cepat, forum pengurangan risiko bencana, hingga dukungan Tagana. Semua bergerak cepat sebelum, saat, dan setelah kejadian,” ungkapnya.

BPBD juga membuka pos siaga untuk mengantisipasi kerawanan di 20 desa wilayah Kecamatan Dongko, Panggul, dan Munjungan.

Mitigasi di Sekolah dan Masyarakat

Triadi menyebutkan bahwa kesadaran mitigasi bencana terus ditingkatkan melalui pembentukan Destana dan satuan pendidikan aman bencana.

“Sekolah-sekolah sudah menerapkan kurikulum kebencanaan sesuai Permendagri 19. Hampir setiap Rabu kami turun ke desa maupun sekolah untuk edukasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, SMA Negeri 1 Bendungan juga mendapat perhatian tim dari Jepang untuk berdiskusi mengenai kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan.

Waspada Pesisir Selatan

Mengacu prakiraan BMKG Jawa Selatan, gelombang tinggi berpotensi terjadi di pesisir Samudra Hindia. BPBD mengimbau nelayan serta warga pesisir untuk terus memperbarui informasi cuaca.

“Nelayan sudah mengikuti sekolah lapang cuaca BMKG, begitu pula sekolah lapang gempa bumi yang diberikan untuk wilayah Panggul,” terangnya.

Peringatan Cuaca Ekstrem

Berdasarkan rilis BMKG, hingga 9 November wilayah Jawa Timur berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat disertai petir. Dampak yang perlu diantisipasi meliputi banjir luapan, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.

Untuk itu, BPBD telah berkolaborasi dengan berbagai instansi melakukan perampingan pohon dan pembersihan area rawan longsor.

“Besok, tanggal 6 Desember, BPBD Provinsi akan memasang EWS tanah longsor di Dusun Kajar, Desa Ndukoh, Kecamatan Watulimo. Sementara lokasi lain seperti Depok dan Timahan Kampak juga sudah terpasang EWS,” jelasnya.

Triadi menegaskan bahwa mitigasi harus dilakukan bersama-sama. Pemerintah daerah, lembaga teknis, hingga masyarakat diharapkan terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang masih tinggi.