SUARA TRENGGALEK – Nilai realisasi investasi di Kabupaten Trenggalek pada semester pertama 2025 tercatat mencapai Rp 227 miliar. Angka ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap iklim usaha di wilayah tersebut masih cukup tinggi, meski lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Trenggalek, Edi Santoso, menyebut sektor perdagangan menjadi penyumbang terbesar dengan investasi lebih dari Rp 90 miliar. Diikuti sektor pariwisata sebesar Rp 31 miliar dan industri sebesar Rp 21,7 miliar.
“Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyumbang terbesar masih di sektor perdagangan. Yang menjadi pembeda adalah sektor pariwisata yang pertumbuhannya pada semester pertama tahun ini cukup signifikan dibandingkan biasanya,” ujar Edi, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan, pertumbuhan sektor pariwisata didorong oleh subsektor makanan dan minuman, khususnya jasa katering. Lonjakan ini dipicu oleh program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dan keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Catering ini masuk sektor pariwisata karena makanan dan minuman termasuk akomodasi,” terangnya.
Meski demikian, capaian investasi tersebut baru mencapai sekitar 45 persen dari target tahunan sebesar Rp 542 miliar. Realisasi semester pertama tahun ini juga lebih rendah dibandingkan semester pertama 2024 yang mencapai Rp 366,4 miliar.
“Semester pertama tahun ini secara year on year masih sedikit di bawah ekspektasi. Karena masih 80-an persen dibanding tahun lalu. Tetapi kita masih punya waktu 6 bulan untuk bisa mengejar target,” jelasnya.
Edi mengakui adanya perlambatan hampir di semua sektor selain perdagangan, pariwisata, dan industri. Ia menilai kondisi ini juga terjadi di banyak daerah lain akibat pengaruh situasi ekonomi global dan nasional.
“Jika melihat banyak analisis, memang kondisi global maupun nasional ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan investasi di daerah-daerah secara umum,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya tetap optimistis dapat mengejar target. Salah satu strategi yang disiapkan adalah percepatan realisasi investasi dari proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) oleh PT Concentrix senilai Rp 1,9 triliun.
“Kita ingin big fish yang kemarin sudah agreement dengan Kabupaten Trenggalek yaitu pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah itu bisa segera groundbreaking atau realisasi,” ujarnya.
Edi menambahkan, pihaknya juga akan memperkuat pendekatan ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program jemput bola ke lapangan, termasuk dalam hal pelaporan dan perizinan usaha.
“Yang belum investasi kalau ada peluang ya bisa memanfaatkan peluang itu dengan cara seperti business matching atau investment matching. Strategi tersebut yang kita harapkan bisa mengejar target realisasi investasi kita di akhir tahun 2025,” pungkasnya.