SUARA TRENGGALEK – Tingkat inflasi di Kabupaten Trenggalek tercatat stabil di angka 2,53 persen atau lebih rendah dibanding rata-rata nasional yang berada di level 2,8 persen.
Hal itu disampaikan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin usai High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Rabu (3/12/2025).
Mas Ipin biasa disapa menuturkan pengendalian inflasi harus dilakukan secara bijak. Inflasi yang terlalu ditekan hingga cenderung turun berkelanjutan dikhawatirkan mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat.
Sebaliknya, inflasi yang naik tanpa kendali dapat memicu kemiskinan dan memunculkan persepsi terjadinya stagflasi.
“Pak Prabowo sudah bagus, punya program MBG. MBG permintaannya tinggi, berarti supply-nya harus kita imbangi biar tidak terjadi inflasi,” ujar Mas Ipin.
Menurutnya, program MBG membawa berkah karena permintaan bahan pokok meningkat. Namun suplai harus dijaga agar harga tidak melonjak dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Untuk itu, Pemkab Trenggalek mendorong sejumlah langkah, termasuk budidaya lele sistem bioflok guna memenuhi permintaan lauk pauk.
Selain itu, Kabupaten Trenggalek mencatat produksi padi tertinggi dalam satu dekade terakhir, yakni lebih dari 264 ribu ton.
Tingginya produksi tersebut tidak membuat harga gabah turun sehingga petani tetap mendapatkan keuntungan layak.
“Jadi rakyat dapat pendapatan, inflasinya bisa dikendalikan, pasukan MBG-nya lancar, program nasional berjalan,” ujarnya.
Mas Ipin menekankan pengendalian inflasi harus menggunakan pendekatan ekologi.
“Ekonomi kita atapnya adalah lingkungan hidup. Kemudian lantainya adalah kebutuhan dasar,” ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indikator ekonomi Kabupaten Trenggalek relatif stabil dibanding daerah lain.
Mas Ipin menyebut stabilitas tersebut dipengaruhi dominasi ekonomi dasar seperti pertanian dan peternakan yang kebutuhannya selalu ada.
Meski demikian, ia menilai Pemkab Trenggalek masih memiliki pekerjaan rumah besar, yaitu meningkatkan taraf hidup pekerja sektor raw materials.
“Kita tingkatkan dinamisme ekonominya. Dengan cara apa? Ya, kita bikin hilirisasinya. Makanya sekarang kalau mau ada orang bikin investasi peternakan atau investasi pengolahan hasil-hasil pertanian, kami sangat welcome,” pungkasnya.











