PERISTIWA

Identitas 2 Korban Tertimbun Longsor di Trenggalek yang Ditemukan

×

Identitas 2 Korban Tertimbun Longsor di Trenggalek yang Ditemukan

Sebarkan artikel ini
Longsor Trenggalek
Petugas saat melakukan evakuasi korban longsor Trenggalek yang ditemukan.

Longsor SUARA TRENGGALEK – Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, pada Kamis (22/5/2025) sore. Keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sekitar lokasi rumah yang tertimbun material longsor.

Koordinator Pos SAR Trenggalek, Nanang Pujo, menyebut korban pertama atas nama Yatemi (70), ditemukan pukul 15.00 WIB. Proses evakuasi berlangsung selama 20 menit karena jenazah tertimbun material cukup tebal.

“Alhamdulillah, hari ini kami berhasil menemukan dua korban. Korban pertama ditemukan pukul 15.00 WIB,” ujar Nanang di lokasi.

Korban kedua, Mesinem (90), ditemukan sekitar pukul 16.01 WIB tak jauh dari lokasi penemuan pertama. Keduanya langsung dikenali oleh pihak keluarga.

“Evakuasi korban kedua juga memakan waktu sekitar 20 menit. Kedua korban ditemukan di area rumah yang tertimbun,” jelas Nanang.

Proses pencarian dihentikan sementara pukul 16.20 WIB karena hujan kembali turun dan kondisi tebing dinilai berisiko longsor susulan.

“Karena cuaca dan potensi longsor guguran dari mahkota, kami hentikan sementara. Operasi akan dilanjutkan besok pagi pukul 07.00 WIB,” tambahnya.

Tanah longsor terjadi pada Senin (19/5/2025) usai hujan deras mengguyur kawasan perbukitan di Desa Depok.

Tebing setinggi belasan meter runtuh dan menimbun tiga rumah di RT 16 Dusun Kebonagung. Enam warga dari satu keluarga dinyatakan hilang, yakni Mesinem (90), Nitih (36), Tulus (65), Yatini (50), Yatemi (70), dan Torik (2).

Tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian meski menghadapi kendala medan dan cuaca. Hingga Kamis sore, dua jenazah ditemukan. Empat korban lainnya masih dalam pencarian.

Warga diimbau tetap waspada dan menjauhi area longsor, mengingat curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut.