SUARA TRENGGALEK – Sejumlah guru di Kabupaten Trenggalek mengeluhkan kewajiban mengikuti seminar daring “Amazing Great Teacher” dengan biaya Rp 200 ribu per peserta.
Kegiatan yang digelar pada 24–25 Juni 2025 itu disebut-sebut telah mendapat restu dari Dinas Pendidikan, sehingga banyak guru merasa terpaksa ikut tanpa berani menyampaikan keberatan secara terbuka.
“Semua teman-teman sebenarnya keberatan. Tapi tidak ada yang berani bersuara karena kegiatan ini sudah diketahui dinas. MKKS juga hanya menyuruh daftar dan bayar,” ujar salah satu kepala sekolah berinisial KS, Selasa (24/6/2025).
Seminar yang digelar di Hall Hotel Hayam Wuruk Trenggalek ini hanya diikuti sekitar 50 perwakilan secara langsung, sementara ribuan guru lainnya mengikuti melalui Zoom.
Menurut KS, materi seminar dinilai cukup baik, diselingi dengan hiburan band dan talkshow, salah satunya bersama istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini. Padahal, dalam surat resmi dan rundown awal, kegiatan dijadwalkan menghadirkan langsung Bupati Trenggalek. Serta peserta akan mendapatkan Sertifikat PMM untuk Guru di Trenggalek.
Dapat Sertifikat Guru untuk Mengisi PMM.

Surat workshop dari dinas pendapatan Trenggalek.
“Kalau materinya sebenarnya bagus. Tapi ya seperti biasa, ada selingan hiburan, ada talkshow sama Bu Novita juga,” ujarnya.
Biaya Rp 200 ribu dinilai terlalu besar, apalagi hanya untuk kegiatan daring. KS menyebut, sertifikat pembelajaran 32 jam yang ditawarkan dalam seminar biasanya bisa diperoleh guru tanpa biaya.
“Selama ini banyak pelatihan gratis yang juga diakui untuk PMM. Tapi kali ini, guru harus bayar. Padahal itu daring dan belum tentu optimal,” jelasnya.
KS mengaku membiayai sendiri enam guru dari sekolahnya karena tidak tega membebankan mereka. Ia memperkirakan jumlah peserta seminar mencapai lebih dari 3.000 orang, berdasarkan pantauan di grup Telegram.
“Kalau dihitung-hitung, dana yang terkumpul besar sekali. Banyak yang merasa dipaksa ikut, tapi semua diam,” imbuhnya.
Dalam rundown awal, seminar ini dijadwalkan menampilkan talkshow bertajuk “Satu Jam Lebih Dekat Dengan Bupati Trenggalek”, namun digantikan oleh sang istri yang juga menjabat sebagai Bunda PAUD dan anggota DPR RI.
Talkshow di Sela Seminar Guru di Trenggalek.

KS berharap ke depan kegiatan pelatihan bagi guru bisa dilaksanakan tanpa tekanan, tanpa beban biaya besar, dan fokus pada peningkatan mutu pendidikan.
“Karena guru itu tugasnya mendidik. Jangan sampai pelatihan justru jadi beban,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, banyak guru dan tenaga pendidikan di sekolah yang selama ini telah mengeluarkan dana pribadi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari membantu siswa kurang mampu, kebutuhan promosi sekolah hingga mendukung kegiatan sosial.
“Dana BOS tidak bisa mencakup semuanya. Jadi guru dan pegawai sekolah sering iuran pribadi. Kalau ditambah lagi pelatihan berbayar seperti ini, jelas jadi beban,” pungkasnya.
KS mencontohkan, para guru misal yang ada di desa pasti banyak yang turut meringankan beban para siswa kurang mampu dengan cara iuran secara pribadi. Selain itu juga sering keluar biaya secara mandiri jika kegiatan tersebut tidak biasa dibiayai dana Bos.
“Tak hanya itu, para guru juga sering iuran mandiri untuk membelikan seragam gratis di tahun ajaran baru,” ungkapnya.
Seragam gratis itu menurut KS untuk diberikan kepada siswa baru. Karena itu bisa untuk mempromosikan sekolah agar mendapatkan siswa dan menarik perhatian para orang tua.