SUARA TRENGGALEK – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Trenggalek mencatat peningkatan signifikan kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Tercatat, hampir di semester pertama tahun 2025 ini jumlah kasus mencapai 325, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya terdapat sebanyak 278 kasus.
Kepala Dinkes P2KB Trenggalek, Sunarto menyebut, pada tahun 2024 total kasus TBC mencapai 709. Artinya, jumlah kasus hingga pertengahan tahun 2025 sudah hampir menyamai separuh total kasus tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini bukan hanya kabar buruk. Ini juga menunjukkan skrining dini berjalan lebih baik, sehingga kasus bisa ditemukan lebih cepat dan penularan bisa ditekan,” jelas Sunarto, Selasa (3/6/2025).
Sunarto menyampaikan bahwa seluruh laporan kasus tersebut telah tercatat dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik Kementerian Kesehatan.
Sunarto menambahkan, pihaknya terus menggencarkan skrining aktif melalui puskesmas dan kegiatan berbasis komunitas. Upaya ini bertujuan menekan angka penularan dan mempercepat penanganan.
“Pasien TBC wajib menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat,” tegasnya.
Namun demikian, tantangan terbesar menurut Sunarto adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami batuk berkepanjangan, demam, kelelahan, atau penurunan berat badan.
“Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk sembuh total,” tandasnya.