SUARA TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, memiliki sejarah panjang kepemimpinan sejak masa kerajaan Mataram, kolonial Belanda, hingga era reformasi.
Istilah bupati pertama kali digunakan sekitar tahun 1743 pada masa kolonial, sedangkan secara resmi Trenggalek menjadi kabupaten otonom pada 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950.
Daftar berikut merangkum urutan bupati Trenggalek mulai masa kolonial hingga bupati aktif saat ini, Mochamad Nur Arifin, yang menjalani periode keduanya (2025-2030).
1. Masa Kolonial Belanda (1743-1942)
Trenggalek kerap digabung dengan Ponorogo dan Pacitan, serta berada di bawah Kasunanan Surakarta. Bupati pertama adalah K.R.T. Sumotaruno, diangkat oleh Pakubuwana II. Pemimpin terakhir sebelum pendudukan Jepang adalah R.P.A. Sosrodiningrat.
Nama Bupati Trenggalek
1. K.R.T. Sumotaruno 1743 – ? Bupati pertama, diangkat oleh Pakubuwana II.
2. Joyonagoro ? – ? Periode pasca-Perjanjian Gianti (1755).
3. Mangindirono ? – 1755 Akhir otonomi awal sebelum digabung Ponorogo.
4. Mangunnegoro I 1830 – ? Pasca-Perang Diponegoro.
5. Mangunnegoro II (Kanjeng Jimat) ? – 1842 Dimakamkan di Desa Ngulankulon, Pogalan.
6. Aryokusumo Adinoto (Iroprojo) 1842 – 1843 Masa jabatan singkat.
7. Tumenggung Pusponagoro 1843 – 1845 –
8. Tumenggung Sumodiningrat 1845 – 1850 –
9. Mangundiredjo 1850 – 1894 Masa jabatan panjang.
10. Widjojokusumo 1894 – 1905 –
11. Tumenggung Wijoyosuwondo (R.A.A. Purbonagoro) 1903 – 1932 Wilayah sempat digabung Tulungagung (1933).
12. R.P.A. Sosrodiningrat 1932 – 1935 Terakhir sebelum penghapusan otonomi (1933-1950).
2. Pasca-Kemerdekaan Awal (1950-1998)
Trenggalek kembali menjadi kabupaten otonom pada 1950. Bupati pertama adalah Noto Soegito, disusul pejabat sipil dan militer pada era Orde Baru.
Nama Bupati Masa Jabatan
1. Noto Soegito 1950 – 8 Agustus 1950 Acting bupati pertama pasca-UU No. 12/1950.
2. R. Latif 8 Agustus 1950 – 27 Desember 1950 –
3. R. Moeprapto 27 Desember 1950 – 23 Januari 1958 Jabatan panjang era awal kemerdekaan.
4. Abdul Karim Dipo Sastro 23 Januari 1958 – 1960 –
5. Soetomo Boedi K (Soetomo Boedikuntjahjo) 1960 – 1 Oktober 1965 –
6. M. Hardjito 1 Oktober 1965 – 31 Januari 1967 –
7. Muladi (M. Moeladi) 1 Februari 1967 – 3 Oktober 1968 –
8. Brigjen TNI (Purn.) Soetran 3 Oktober 1968 – 25 Maret 1975 Latar militer.
– Much. Poernanto 25 Maret 1975 – 4 September 1975 Plt.
9. Kol. Inf (Purn.) Soedarso 4 September 1975 – 2 Oktober 1985 Dua periode.
10. Haroen Al Rasyid 2 Oktober 1985 – 2 Oktober 1990 –
11. Slamet 2 Oktober 1990 – 2 Oktober 1995 –
12. Ernomo 2 Oktober 1995 – 2 Oktober 2000 –
3. Era Reformasi (1999-Sekarang)
Sejak reformasi, bupati dipilih melalui pilkada langsung dengan masa jabatan lima tahun. Mochamad Nur Arifin saat ini menjabat periode kedua.
Nama Bupati dan Masa Jabatan
13. Dr. Ir. Mulyadi WRM, MT 2 Oktober 2000 – 2 Oktober 2005 –
14. Ir. H. Soeharto 2 Oktober 2005 – 4 Oktober 2010 Wakil: Mahsun Ismail.
15. Dr. Ir. Mulyadi WRM, MT (periode 2) 4 Oktober 2010 – 4 Oktober 2015 Wakil: Kholiq.
– Djarianto 22 Oktober 2015 – 17 Februari 2016 Plt.
16. H. Emil Dardak, B.Bus., M.Sc., Ph.D. 17 Februari 2016 – 14 Februari 2019 Wakil: Mochamad Nur Arifin; mundur untuk maju sebagai Wagub Jatim.
– Mochamad Nur Arifin (Plt.) 14 Februari 2019 – 28 Mei 2019 Plt. setelah Emil mundur.
17. Mochamad Nur Arifin (periode 1) 28 Mei 2019 – 20 Februari 2025 Wakil: Hendy Respati; fokus program Gertak pengentasan kemiskinan.
18. Mochamad Nur Arifin (periode 2) 20 Februari 2025 – 2030 (berjalan) Dilantik Maret 2025, pidato perdana menekankan efisiensi birokrasi dan lingkungan.
Bupati Aktif: Mochamad Nur Arifin
Per September 2025, Mochamad Nur Arifin atau Mas Ipin menjabat sebagai bupati periode kedua. Politikus PDI Perjuangan ini sebelumnya menggantikan Emil Dardak pada 2019.
Program unggulannya antara lain Gertak untuk penanggulangan kemiskinan, efisiensi anggaran, serta target net zero emission.
Sejarah kepemimpinan ini menunjukkan dinamika panjang Trenggalek dari masa kolonial hingga era demokrasi modern, yang turut membentuk kabupaten agraris sekaligus daerah wisata potensial di Jawa Timur.