SUARA TRENGGALEK – Isu kepemilikan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh sejumlah pejabat dan anggota dewan kembali mencuat di Kabupaten Trenggalek.
Publik menyoroti dugaan keterlibatan figur politik yang disebut-sebut mengendalikan beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melalui keluarga atau kerabat dekat.
Sejumlah sumber internal menyebut pola kepemilikan dilakukan secara tidak langsung. “Polanya mirip kepemilikan tidak langsung. Mereka tidak tercantum dalam struktur, tapi orang-orang terdekatnya yang menjalankan,” ungkap salah satu sumber internal.
Hasil penelusuran menunjukkan, beberapa dapur MBG bahkan beroperasi di bawah satu yayasan yang sama dan mendapat porsi distribusi besar di wilayah tertentu.
Menanggapi isu tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Trenggalek sekaligus Wakil Ketua Satgas MBG, Saeroni, menegaskan seluruh dapur MBG di Trenggalek beroperasi secara administratif di bawah yayasan resmi yang terdaftar di Badan Gizi Nasional (BGN), bukan atas nama individu.
“Kami tidak memiliki data itu. Semua SPPG di Trenggalek terdaftar atas nama yayasan yang mendaftar langsung ke BGN,” tegas Saeroni, Jumat (10/10/2025).
Ia menjelaskan, proses pendirian dapur MBG dilakukan langsung oleh yayasan ke BGN tanpa melibatkan pemerintah daerah. Pemkab Trenggalek hanya berperan dalam monitoring dan pengawasan pelaksanaan program agar berjalan sesuai ketentuan.
“Proses izin dan pendaftarannya langsung ke BGN, bukan melalui kami. Pemerintah daerah hanya memastikan pelaksanaan program tetap sesuai standar dan transparan,” jelasnya.
Saeroni menambahkan, hingga kini terdapat 60 dapur MBG (SPPG) di Trenggalek yang terdaftar di BGN, dengan 23 di antaranya sudah beroperasi aktif menyalurkan makanan bergizi ke sekolah-sekolah penerima manfaat.
Isu keterlibatan pejabat publik dalam kepemilikan dapur MBG dinilai dapat menimbulkan konflik kepentingan di balik pelaksanaan program nasional tersebut.
“Satgas MBG Trenggalek akan mengawasi secara ketat setiap pelaksana program agar sesuai SOP yang ditentukan,” pungkas Saeroni.