SUARATRENGGALEK.COM – Sejumlah layanan publik berbasis digital terdampak karena peretasan Pusat Data Nasional (PDN) sejak 20 Juni lalu.
Bahkan sejumlah sistem aplikasi milik pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri ternyata juga terimbas dan mengalami gangguan.
“Memang dari peretasan tersebut dua aplikasi milik Pemkab juga terimbas,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek, Edit Hayunan, Jumat (12/7/2024).
Disampaikan Edif, dua aplikasi tersebut adalah Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dan Sistem Pengembangan Kompetensi Aparatur (SIPKA) milik badan kepegawaian daerah (BKD).
Dampak peretasan terhadap dua aplikasi tersebut terdapat sejumlah data hilang dari kedua platform itu. Namun, untuk mencegah kehadian yang semakin parah, pihaknya telah menyelamatkan data yang terdapat di PDN ke pusat data lokal.
“Upaya tersebut karena melihat urgensi nya sistem aplikasi ini, terutama SKM,” terang Edif kepada awak media.
Diimbuhkan Edif, karena kebutuhan ASN kini adalah SKM, maka kominfo berupaya untuk mengembalikannya dan sudah berhasil memigrasikan data yang ada di PDN ke pusat data lokal.
Meski demikian, data SKM dari 11 hingga 20 Juni tidak bisa dipulihkan. Sebab terenkripsi oleh peretas. Namun, terus dalam proses pemulihan untuk aplikasi SIPKA yang digunakan untuk manajemen pengetahuan ASN.
“Selain platform lokal itu, yang terdampak adalah Srikandi E-office,” jelasnya.
Aplikasi yang dikelola oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) tersebut yakni aplikasi Srikandi E-office digunakan secara nasional, sehingga dampaknya dirasakan oleh banyak pihak, tidak hanya kami.
Pihaknya juga masih menunggu pemulihannya dari ANRI. Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Trenggalek telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
“Hasilnya, pemkab diperbolehkan untuk back up sejumlah data yang terhubung dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” terangnya.
Edif juga menegaskan bahwa, untuk pengamanan data di Trenggalek, Kominfo telah menerapkan beberapa skema, termasuk penggunaan firewall.
Selain itu, juga menyiapkan rekap data secara offline. Sehingga jika data utama terkena serangan, backup-nya masih bisa diselamatkan.