BUDAYA

Makam Tokoh di Trenggalek dari Kanjeng Jimat hingga Ki Ageng Menak Sopal

×

Makam Tokoh di Trenggalek dari Kanjeng Jimat hingga Ki Ageng Menak Sopal

Sebarkan artikel ini
Makam Ki Ageng Menak Sopal di Kelurahan Ngantru, Trenggalek.

SUARA TRENGGALEKKabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menyimpan sejumlah makam tokoh pejuang yang melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Makam-makam ini kini menjadi destinasi wisata religi sekaligus pengingat perjuangan para leluhur dalam mempertahankan daerah dan membela rakyat.

Salah satu tokoh legendaris adalah Raden Mangun Negoro II atau Kanjeng Jimat, Bupati pertama Trenggalek pasca Perang Diponegoro. Makamnya berada di Kompleks Margohayu, Desa Ngulon Kulon, Kecamatan Pogalan, di perbukitan setinggi 80 meter. Untuk mencapai lokasi, peziarah harus menaiki ratusan anak tangga yang curam.

Kanjeng Jimat dikenal berani menentang penindasan kolonial Belanda, terutama sistem tanam paksa yang membebani petani. Julukan “Kanjeng Jimat” disematkan karena diyakini memiliki kesaktian dan kelebihan. “Belanda sampai kewalahan menghadapi perlawanan beliau,” tutur salah satu juru kunci makam.

Selain Kanjeng Jimat, tokoh penting lainnya adalah Ki Ageng Menak Sopal. Makamnya terletak di Dambagong, Ngantru, Trenggalek. Menak Sopal dikenal sebagai pembabat hutan Trenggalek sekaligus bapak pertanian dengan membangun bendungan Dambagong yang hingga kini masih mengairi sawah. Ia juga dipercaya sebagai keturunan Majapahit yang berperan membuka wilayah sekaligus melawan penjajahan.

Tokoh penyebar Islam di Trenggalek juga tercatat dalam sejarah, yakni Mbah Kawak atau Kyai Ahmad Yusuf. Makamnya berada di Desa Prambon, Kecamatan Tugu. Mbah Kawak diyakini sebagai ulama pertama yang menyebarkan Islam di Trenggalek sekaligus ikut melawan penjajah lewat pendidikan dan dakwah. Makam putranya, Kyai Hasan Rifa’i, juga menjadi tujuan ziarah.

Selain makam tokoh lokal, Trenggalek memiliki Taman Makam Pahlawan Karangsoko yang menjadi peristirahatan terakhir para pejuang kemerdekaan. Sejumlah veteran, termasuk Peltu (Purn) Suwito penerima Tanda Jasa Pembela Kemerdekaan RI, dimakamkan di sini. Setiap Hari Pahlawan, lokasi ini rutin menjadi tempat upacara penghormatan.

Makam-makam para pejuang ini kini tidak hanya menjadi situs sejarah, tetapi juga destinasi wisata religi. Nilai keberanian, pengorbanan, dan perjuangan melawan penindasan terus dikenang masyarakat. Pemerintah daerah pun mendorong agar situs-situs ini dijadikan sarana edukasi bagi generasi muda untuk meneladani semangat para pahlawan.