SUARA TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek, sebuah wilayah di Jawa Timur yang kaya akan budaya agraris, telah mengalami transformasi menarik melalui pembangunan Trenggalek Agropark.
Agropark Trenggalek merupakan sebuah taman edukasi bertema pertanian yang menjadi salah satu gagasan visioner Bupati Emil Elestianto Dardak.
Diresmikan pada akhir Desember 2018, Agropark ini tidak hanya menjadi destinasi wisata baru, tetapi juga sarana edukasi yang bertujuan mengubah paradigma masyarakat terhadap pertanian, khususnya generasi muda.
Berikut adalah ulasan mengenai perjalanan Agropark Trenggalek, dari rancangan awal hingga tantangan yang dihadapi.

Emil Dardak: Merangkul Kultur Agraris
Pada 17 Oktober 2018, saat meninjau perkembangan pembangunan Trenggalek Agropark, Emil Dardak menyampaikan visinya untuk mengubah persepsi bahwa keberadaan sawah di tengah kota identik dengan keterbelakangan.
“Ada pemandangan menarik di Trenggalek, sawah di tengah kota dan banyak yang mengatakan Trenggalek ini masih ndeso banget atau belum berkembang karena ditengah kota masih ada sawah,” ujarnya.
“Saya ingin merubah paradigma itu, sawah yang ada di tengah kota bukan lambang kita tidak maju, akan tetapi memang kita punya apresiasi terhadap kehidupan dan kultur agraris kita,” tambahnya.
Dengan visi tersebut, Emil merancang Trenggalek Agropark sebagai taman kota yang mengintegrasikan konsep pertanian modern dengan teknologi. Berlokasi di sisi barat Jalan Soekarno-Hatta, pusat kota Trenggalek, Agropark dibangun di lahan seluas 2 hektar.
Tujuannya adalah menciptakan ruang terbuka hijau yang tidak hanya estetis, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium bersama bagi petani dan masyarakat untuk belajar teknologi pertanian terbaru, sekaligus menjadi destinasi rekreasi yang edukatif.
Fitur dan Inovasi Agropark Trenggalek
Trenggalek Agropark dirancang sebagai kawasan pertanian terpadu yang menggabungkan berbagai elemen pertanian dan peternakan

Beberapa fitur unggulan yang dihadirkan meliputi:
Tugu Pranoto Mongso: Monumen ini, yang merupakan ide langsung dari Emil Dardak, mencerminkan penanggalan Jawa tradisional untuk menentukan musim tanam. Tugu ini berfungsi sebagai pengingat musim pertanian di Indonesia, memperkuat kearifan lokal dalam bercocok tanam.
Demonstration Plot (Demplot): Area ini menampilkan berbagai inovasi pertanian, seperti taman hidroponik, taman tanaman obat keluarga (toga), taman sayur, budidaya padi, serta budidaya lele dengan sistem bioflok.
Peternakan Modern: Agropark juga memiliki area untuk budidaya kambing PE, sapi, kelinci, dan ikan koi, yang dikelola dengan pendekatan teknologi modern untuk menunjukkan bahwa peternakan bisa menjadi kegiatan yang menarik dan menguntungkan.
Edukasi Teknologi Pertanian: Dengan mengintegrasikan teknologi seperti bioflok untuk budidaya lele, Agropark bertujuan menunjukkan bahwa pertanian modern dapat menghasilkan produktivitas tinggi, bahkan di lahan terbatas.
Emil menekankan bahwa teknologi pertanian memberikan peluang untuk petani-petani kita lebih sejahtera.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga mempercantik area ini dengan menambahkan fasilitas seperti lahan parkir dan tata ruang yang menarik, sehingga Agropark menjadi destinasi yang ramah bagi keluarga dan pelajar.
Pada awalnya, Agropark Trenggalek menarik perhatian besar, dengan ribuan pengunjung setiap hari, terutama pada sore hari dan akhir pekan, karena lokasinya yang strategis di pusat kota.

Tujuan dan Dampak Awal
Trenggalek Agropark memiliki misi ganda: edukasi dan rekreasi. Emil Dardak berharap Agropark dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai pertanian, yang sering dianggap kuno, dengan menunjukkan potensi teknologi dalam meningkatkan hasil pertanian dan peternakan.
“Kita ingin menanamkan rasa cinta masyarakat terhadap pertanian. Tidak perlu jauh-jauh dari kota sudah bisa ketemu ini dan kita bisa lebih mengapresiasi dari hasil pertanian itu sendiri,” ungkapnya.
Pada awal beroperasi, Agropark berhasil menjadi magnet wisata baru di Trenggalek. Pengunjung seperti Amalia, seorang guru, memuji Agropark sebagai tempat yang ideal untuk mengedukasi anak-anak tentang tanaman dan pertanian, sekaligus sebagai alternatif rekreasi keluarga.
Bahkan, Agropark sempat viral di media sosial, menarik wisatawan dari luar daerah. Selain itu, beberapa inovasi, seperti budidaya lele dengan sistem bioflok, bahkan berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Trenggalek.
Tantangan dan Kritik
Meski sukses pada awal peluncurannya, Trenggalek Agropark menghadapi tantangan dalam pengelolaannya.
Pada Agustus 2025, Anggota DPRD Trenggalek, Murkam, menyampaikan kritik bahwa pengelolaan Agropark telah menyimpang dari konsep awal sebagai kawasan pertanian terpadu.
Menurutnya, Agropark lebih menyerupai destinasi wisata tanpa arah yang jelas, dengan kontribusi PAD yang minim.
Murkam menyoroti beberapa masalah, seperti:
Pengelolaan yang Tidak Terpadu, Berbagai bidang di Dinas Pertanian dan Pangan mengelola Agropark secara terpisah, menyebabkan tumpang tindih dan kurangnya efisiensi.
Kondisi Peternakan: Jumlah hewan ternak di Agropark sangat terbatas, dengan hanya beberapa ekor kambing, domba, dan sapi dalam kondisi kurang terawat.
Minimnya Edukasi: Fungsi edukatif Agropark Trenggalek tidak berjalan optimal karena kurangnya pelatihan bagi petugas dan pengelola.
Murkam menyarankan evaluasi total, termasuk kemungkinan bekerja sama dengan pihak ketiga yang berpengalaman di sektor pertanian dan wisata edukatif untuk mengembalikan Agropark ke visi awalnya.

Masa Depan Agropark Trenggalek
Emil Dardak, yang dilantik sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur pada Februari 2019, telah meletakkan fondasi kuat untuk Trenggalek Agropark sebagai simbol apresiasi terhadap budaya agraris dan inovasi pertanian.
Namun, tantangan pengelolaan menunjukkan perlunya penyempurnaan agar Agropark dapat terus relevan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek, di bawah kepemimpinan Bupati Mochamad Nur Arifin, kini tengah menyusun Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, yang dapat menjadi momentum untuk merevitalisasi Agropark.
Dengan lokasi yang strategis dan potensi sebagai wahana edukasi dan wisata, Agropark memiliki peluang besar untuk menjadi model pembangunan pertanian berkelanjutan, sebagaimana yang pernah diimpikan Emil Dardak.
Trenggalek Agropark adalah wujud dari visi Emil Dardak untuk menggabungkan keindahan taman kota dengan edukasi pertanian modern, sekaligus melestarikan budaya agraris Trenggalek.
Meski menghadapi tantangan dalam pengelolaan, Agropark Trenggalek tetap menjadi destinasi yang menjanjikan untuk edukasi, rekreasi, dan pengembangan pertanian terpadu.
Dengan evaluasi yang tepat dan komitmen untuk kembali ke konsep awal, Agropark Trenggalek dapat terus menjadi kebanggaan masyarakat Trenggalek dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.