SUARA TRENGGALEK – Suasana ceria tampak di SDN 1 Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, dalam menyambut Tahun Ajaran Baru 2025/2026. Meskipun hanya mendapatkan dua murid baru, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa.
Kepala SDN 1 Gembleb, Soenari, mengatakan dua siswa baru tersebut digabungkan dengan siswa kelas 3 selama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS).
“Maklum, tahun ini untuk kelas 1 kita hanya mendapatkan dua orang murid. Jadi sementara selama MPLS kita gabungkan dengan kelas 3 agar suasananya lebih menyenangkan,” ujarnya, Senin (14/7/2025).
Soenari menuturkan, mendidik dua murid memiliki tantangan tersendiri. Dari sisi pengawasan dan penyampaian materi, lebih mudah dilakukan. Namun, aspek psikologis seperti rasa minder perlu menjadi perhatian khusus.
“Kalau murid banyak, ancamannya bullying. Tapi kalau hanya satu atau dua orang, tantangannya adalah rasa minder. Ini lebih berat karena tidak tampak secara langsung,” lanjutnya.
Pada hari pertama MPLS, kedua siswa baru, Attaya Abil Rezqiano dan Yumaita Putri Dirma, diminta memperkenalkan diri. Hal itu bertujuan untuk membangun keberanian dan rasa percaya diri.
“Hari kedua, guru-guru akan masuk dan memperkenalkan diri. Diharapkan mereka mengenali semua guru, termasuk saya sebagai kepala sekolah,” tambahnya.
Soenari menyampaikan bahwa dua murid baru tersebut sudah cukup akrab dengan siswa lain karena rumah mereka berdekatan. Ia juga meminta wali kelas 1 untuk menjaga semangat belajar siswa melalui pendekatan yang ramah dan menyenangkan.
“Saya cuma minta murah senyum kepada siswa, bisa merangkap menjadi teman dan merangkul kedua siswa tersebut,” kata Soenari.
Sementara itu, Wali Kelas 1 SDN 1 Gembleb, Renka Lovita Sari, mengaku sempat kaget dan sedih ketika mengetahui hanya mendapat dua murid. Namun, ia tetap bersemangat menjalani tugasnya.
“Kalau dua siswa insyaallah bisa lebih fokus,” ujarnya.
Renka menyatakan akan menyiapkan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai karakter kedua anak tersebut. MPLS akan diisi dengan materi kognitif dan nonkognitif, termasuk pengenalan huruf dan angka menggunakan bahan cetak berwarna.
“Sudah bersedia sekolah di sini, sudah mau jadi anak-anak saya tentu akan kami berikan yang terbaik,” pungkas Renka.