WISATA

Trenggalek Miliki Rest Area dengan Kemegahan Bendungan Tugu

×

Trenggalek Miliki Rest Area dengan Kemegahan Bendungan Tugu

Sebarkan artikel ini
Rest area Trenggalek
Keindahan Bendungan Tugu Trenggalek yang bersanding dengan anjungan cerdas.

SUARA TRENGGALEK – Kawasan Anjungan Cerdas Bendungan Tugu di pinggir jalan nasional Trenggalek–Ponorogo akhirnya resmi dibuka untuk umum.

Namun, pembukaan rest area megah yang berdampingan langsung dengan Bendungan Tugu tersebut berlangsung tanpa sosialisasi luas, sehingga masih minim kunjungan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek, Sunyoto, membenarkan bahwa sejak Juni 2025 kawasan tersebut sudah bisa diakses masyarakat. Namun, keterbatasan informasi membuat banyak warga belum mengetahui.

“Sebetulnya Anjungan Cerdas itu sudah dibuka. Tapi sayangnya, tanpa sosialisasi. Akhirnya ya wajar kalau masih sepi sampai sekarang,” ujar Sunyoto, Kamis (10/7/2025).

Sunyoto menjelaskan bahwa pengelolaan Anjungan Cerdas sepenuhnya berada di bawah kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Hal ini kerap menimbulkan kebingungan bagi warga yang ingin mengadakan kegiatan di lokasi tersebut.

“Masyarakat sering datang ke kami, padahal asetnya milik provinsi. Akhirnya ya tetap kami bantu hubungkan ke sana,” tambahnya.

Bangunan yang mulai dibangun pada 2016 dan rampung pada 2018 itu menghabiskan anggaran lebih dari Rp60 miliar. Presiden Joko Widodo pernah meresmikannya secara simbolis bersamaan dengan Bendungan Tugu pada 2021.

Namun, hampir satu dekade berlalu, kawasan ini belum dimanfaatkan secara optimal dan beberapa bagian bangunan terlihat rusak.

“Sekarang yang penting kita ramaikan dulu. Tarif itu bisa diatur belakangan, yang utama masyarakat tahu dan mau datang ke sana dulu,” tegas Sunyoto, terkait usulan penghapusan sementara tarif retribusi.

Menurut data resmi di situs bpiw.pu.go.id, Anjungan Cerdas dirancang sebagai rest area, pusat edukasi, ruang publik, serta tempat promosi UMKM dan pariwisata daerah. Saat ini, penggunaannya masih terbatas untuk acara pemerintahan dan belum dikelola secara berkelanjutan.

Sunyoto menyebutkan, pihaknya berencana mendorong komunitas dan pelaku seni di Trenggalek untuk mulai memanfaatkan kawasan tersebut. Namun, agar dapat berjalan maksimal, diperlukan kolaborasi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, serta masyarakat.

“Minimal, ke depan pengelola bendungan dan Anjungan Cerdas bisa berkolaborasi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti masih rendahnya pemahaman masyarakat bahwa Bendungan Tugu dan Anjungan Cerdas merupakan dua kawasan berbeda yang dikelola oleh instansi berbeda.

“Satu hal lagi, kadang-kadang masyarakat belum mengerti bahwa antara Bendungan Tugu dan Anjungan Cerdas itu dua area berbeda. Sehingga kalau mau masuk Anjungan Cerdas untuk melihat Bendungan Tugu, ya harus koordinasi dengan pengelola Anjungan sekaligus pengelola bendungan,” jelas Sunyoto.

Pihaknya berharap sinergi lintas instansi segera dilakukan agar kedua kawasan tersebut dapat saling terkoneksi dan memberikan manfaat bagi warga sekitar.

“Mudah-mudahan nanti semakin ramai, dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.