PENDIDIKAN

GMNI Trenggalek Duga Seminar PMM Guru Berbayar Berbau Pungli

×

GMNI Trenggalek Duga Seminar PMM Guru Berbayar Berbau Pungli

Sebarkan artikel ini
Guru di Trenggalek
Istimewa.

SUARA TRENGGALEK – Kegiatan seminar daring bertajuk Amazing Great Teacher yang digelar di Trenggalek pada 24-25 Juni 2025 menuai kritik dari sejumlah pihak.

Seminar yang diklaim sebagai pelatihan penguatan kompetensi guru tersebut memungut biaya sebesar R p200 ribu per peserta, meski mayoritas guru hanya mengikuti secara daring melalui Zoom.

Sedikitnya 3.000 guru dari berbagai sekolah di Trenggalek terlibat dalam kegiatan yang berpusat di Hall Hotel Hayam Wuruk, namun hanya sebagian kecil hadir langsung di lokasi.

Biaya yang dikenakan dinilai membebani guru dan menimbulkan dugaan adanya pungutan liar (pungli) berkedok pelatihan resmi.

Ketua DPC GMNI Trenggalek, Mohammad Sodiq Fauzi, menilai praktik seperti ini berpotensi melanggar aturan jika tidak memiliki dasar hukum yang jelas, terlebih jika menggunakan nama Dinas Pendidikan.

“Kalau menurut saya itu bisa berpotensi pungli. Tujuan program penguatan kompetensi guru seharusnya mendukung mereka belajar dan menerapkan kurikulum terbaru, bukan menjadi ladang bisnis oknum tertentu. Apalagi jika sampai membawa-bawa nama dinas,” tegasnya.

Sodiq juga mengingatkan pentingnya pengawasan dari Dinas Pendidikan sesuai Permendikbud Nomor 63 Tahun 2013 tentang pengawasan intern di lingkungan pendidikan.

“Kami berharap Dinas Pendidikan segera turun tangan, jangan sampai terkesan membiarkannya. Apalagi jika kegiatannya direstui dinas, walaupun katanya tidak wajib,” ujarnya.

Selain menyoroti pungutan, GMNI juga mempertanyakan keabsahan sertifikat 32 jam pelatihan yang dijanjikan panitia. Sodiq meminta kejelasan soal legalitas sertifikat tersebut dan apakah dapat diakui sebagai bukti penguatan kompetensi guru.

“Menarik biaya boleh saja jika memang resmi, tapi jangan sampai mengatasnamakan dinas tanpa prosedur yang jelas,” tambahnya.

Kecurigaan publik makin menguat setelah rundown acara awal mencantumkan sesi bertajuk “Satu Jam Lebih Dekat Dengan Bupati”. Namun, pada pelaksanaannya, sesi itu diganti dengan kehadiran Novita Hardini, istri Bupati Trenggalek yang juga anggota DPR RI sekaligus Bunda PAUD kabupaten.

Menanggapi kondisi ini, GMNI mendesak agar kegiatan seminar tersebut diaudit secara menyeluruh. “Ini keresahan nyata para guru. Jangan sampai pendidikan, yang seharusnya menjadi ruang pengabdian, justru dipermainkan untuk keuntungan pribadi oknum-oknum tertentu,” pungkas Sodiq.

Hari anak Nasional
PENDIDIKAN

Dinsos Trenggalek Kukuhkan Forum Anak dan Soroti Kekerasan Digital di Peringatan HAN ke-41

SUARA TRENGGALEK – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Trenggalek menggelar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tahun 2025 di Pendhapa Manggala Praja Nugraha, Selasa (22/7/2025).

Peringatan ini menjadi momen untuk mengampanyekan pemenuhan hak anak atas hidup, tumbuh dan berkembang, serta partisipasi sesuai harkat dan martabat kemanusiaan. Selain itu, kegiatan juga ditujukan untuk memperkuat komitmen dalam melindungi anak dari kekerasan dan diskriminasi.

Sejumlah kegiatan digelar dengan melibatkan langsung anak-anak sebagai subjek utama. Salah satunya adalah pengukuhan Forum Anak Kabupaten Trenggalek periode 2025–2027 yang bertujuan menampung aspirasi anak dan mendorong keterlibatan mereka dalam perumusan kebijakan ramah anak.

Dinsos PPPA juga menggelar talk show bertema “Masa Depan di Ujung Jari: Menghadapi Kekerasan Digital dan Meretas Jalan Aman untuk Anak”, menghadirkan dua narasumber, yakni Nanang Abdul Chanan, Fasilitator Nasional Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), dan dr. Ratna Sulistyowati, M.Kes, yang membahas kesehatan mental dan fisik anak di era digital.

Sebagai bentuk edukasi lingkungan, digelar pula lomba video kreatif bertema “Langkah Kecil Dampak Besar: Aksi Anak Hijaukan Trenggalek”. Kegiatan ini menjadi sarana anak-anak mengekspresikan kepedulian terhadap lingkungan lewat media digital.

Dinsos PPPA Trenggalek menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran anak dalam pembangunan daerah