PERISTIWA

Wagub Jatim Identifikasi Mahkota Longsor di Trenggalek, Kini Tengah Dikaji

×

Wagub Jatim Identifikasi Mahkota Longsor di Trenggalek, Kini Tengah Dikaji

Sebarkan artikel ini
Wagub Jatim
Wagub Jatim, Emil Dardak. (IST. Ig).

SUARA TRENGGALEK – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengungkap kerawanan tanah longsor di wilayah selatan Jawa Timur, termasuk Trenggalek.

Hal tersebut disampaikannya melalui akun Instagram resmi miliknya, menyusul bencana longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan.

“Memang wilayah di selatan ini rawan karena kontur pegunungan dengan jenis tanah yang mengembang saat terkena air. Maka tindak lanjutnya, kita koordinasikan dengan kepala desa berdasarkan data desa yang dalam beberapa tahun terakhir pernah melaporkan longsor,” ujar Emil.

Menurut Emil, karakter tanah di kawasan rawan longsor berbeda-beda, mulai dari tebing yang rentan longsor hingga dataran yang berada tepat di bawah lereng. “Tipe-tipenya itu, tanah tiba-tiba terbuka, dan longsor terjadi secara tiba-tiba,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya data rumah-rumah yang sebelumnya telah masuk daftar kandidat relokasi. Rumah-rumah tersebut dinilai berdiri di atas tanah dengan kondisi tidak stabil, bahkan beberapa telah menunjukkan rongga terbuka.

“Daftar rumah rawan ini akan segera diidentifikasi hari ini. Kepala Dinas PU SDA juga akan berkoordinasi dengan ahli geologi untuk mengkaji kondisi mahkota longsor di Desa Depok, Trenggalek,” imbuhnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pencarian terhadap 6 korban longsor di RT 16 RW 07 Dusun Kebonagung, Desa Depok, terus menunjukkan perkembangan.

Tim SAR gabungan telah menemukan tiga titik yang diduga lokasi tertimbunnya korban, berdasarkan deteksi dari empat ekor anjing pelacak.

Ketiga titik tersebut berada di sekitar reruntuhan 5 rumah warga yang tertimbun dan kini rata dengan tanah. Kedalaman lokasi tertimbunnya korban diperkirakan mencapai 10 meter.

Adapun keenam korban yang masih dalam pencarian diketahui merupakan satu keluarga, yakni Mesinem (90), Nitih (36), Tulus (65), Yatini (50), Yatiem (70), dan Torik, balita berusia dua tahun.

Proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta relawan SAR.

Tanah longsor itu terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan Desa Depok pada Senin (19/5/2025). Lokasi terdampak longsor berada di bawah lereng perbukitan yang tanahnya labil.