SUARA TRENGGALEK – Dalam upaya mendorong kemandirian pangan, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini mengungkapkan kebanggaannya saat melihat generasi milenial menggeluti pertanian melon dengan sistem green house.
Novita yang juga merupakan Anggota DPR RI Dapil VII Jatim menyatakan, keberhasilan para petani muda ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi lain untuk meraih kesuksesan melalui sektor pertanian.
“Saya sangat mengapresiasi upaya generasi milenial yang merealisasikan himbauan bercocok tanam pada 2023. Hasilnya luar biasa, bahkan melampaui ekspektasi saya,” ujar Novita.
Dalam kunjungannya di Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, pada Sabtu (8/3/2025). Novita menyampaikan bahwa perkebunan melon di Desa Kerjo mampu menghasilkan hingga 2 ton melon dalam sekali panen.
“Produk pertanian ini tidak hanya didistribusikan di Trenggalek, tetapi juga sudah masuk ke pasar modern,” ungkapnya.

Dasawisma dan Pengelolaan Trenggalek
Novita juga mengapresiasi peran aktif dasawisma dalam pengelolaan pertanian melon, termasuk manajemen hasil panen. Bahkan, perkebunan ini sudah melalui lima kali siklus panen.
“Terima kasih atas laporan baik ini. Nanti akan saya laporkan ke Pak Bupati. Ini menjadi kandidat kuat dalam penilaian dasawisma, karena ada kontribusi nyata untuk ketahanan pangan daerah,” tambahnya.
Panen Berlimpah dan Potensi Ekonomi
Dalam kesempatan tersebut, Novita turut memetik melon yang dibudidayakan oleh Tedy, pemilik kebun yang memulai usaha ini setahun lalu dan telah berhasil melakukan lima kali panen.
Tedy mengungkapkan, lahan green house seluas 500 meter persegi mampu menampung 1.200 pohon melon, dengan potensi panen mencapai 1,5 hingga 2 ton per musim tanam.
“Satu musim tanam sekitar 2-3 bulan jika pakai tanah. Tapi dengan hidroponik cukup 2 bulan, tanpa pengolahan tanah, hanya mengganti airnya saja,” jelas Tedy.
Ia menambahkan, harga melon bervariasi tergantung varietas, dengan kisaran Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram. Satu buah melon rata-rata memiliki berat 1,5 hingga 2 kg.

Pertanian Berkelanjutan dan Peluang
Tedy menjelaskan alasannya memilih bertani melon dengan sistem green house adalah karena modal berputar lebih cepat dan tanaman lebih terlindungi dari hama dan penyakit.
“Melon cepat panen, 2-3 bulan sudah bisa dijual. Dengan green house, lebih aman dari hama dan hasilnya berkualitas tinggi,” pungkasnya.