SUARA TRENGGALEK – Sebanyak 10 dari 15 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Trenggalek dipastikan siap kembali beroperasi setelah anggaran operasional dari Badan Gizi Nasional (BGN) mulai cair.
Meski demikian, 10 dapur makan bergizi gratis (MBG) tersebut belum dapat langsung beroperasi karena masih melakukan persiapan belanja bahan pokok serta persiapan kebutuhan lainnya.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Satgas Makan Bergizi Gratis (MBG) Trenggalek, Saeroni saat dikonfirmasi awak media, Selasa (23/12/2025) bertempat di kantor asisten I sekretariat daerah Trenggalek.
Ia menjelaskan, sebelumnya 15 SPPG dari 50 SPPG yang telah aktif terpaksa menghentikan operasional sementara karena dana dari BGN belum ditransfer.
“Dari informasi yang saya terima hari ini dari Korlab SPPI Kabupaten, dari 15 SPPG yang sempat berhenti, 10 SPPG sudah cair anggarannya, tinggal 5 yang belum cair,” ujar Saeroni.
Dengan cairnya anggaran tersebut, menurutnya 10 SPPG siap kembali menyalurkan program makan bergizi gratis ke sekolah-sekolah.
Namun, operasional belum bisa langsung dilakukan karena membutuhkan persiapan pembelian bahan baku dan kebutuhan lainnya.
“Informasinya mulai operasional kalau tidak Rabu atau Sabtu, karena harus menyiapkan bahan makanan terlebih dahulu,” jelasnya.
Terkait mekanisme pencairan, Saeroni mengaku belum mengetahui secara detail apakah dana yang cair merupakan pengajuan sebelumnya atau pengajuan baru.
Namun yang terpenting, alokasi anggaran untuk 10 SPPG yang sempat berhenti sudah tersedia dan siap beroperasi untuk melayani program MBG.
“Yang jelas, hari ini sudah ada kepastian bahwa 10 SPPG yang kemarin berhenti sementara itu anggarannya sudah cair,” tegasnya.
5 SPPG yang masih berhenti sementara karena menunggu transfer anggaran dari BGN:
- SPPG Petung, Kecamatan Dongko
- SPPG Bendoagung 2, Kecamatan Kampak
- SPPG Ngulungkulon, Kecamatan Munjungan
- SPPG Banjar, Kecamatan Panggul
- SPPG Pule, Kecamatan Pule
Sebelumnya diberitakan, dari target 60 dapur MBG di Trenggalek, sebanyak 50 dapur telah aktif beroperasi.
Namun, 15 di antaranya sempat menghentikan kegiatan karena terhambatnya transfer anggaran dari BGN untuk belanja bahan makanan.











