PERISTIWA

CCTV dan EWS Pemantau Bencana Trenggalek Terpasang di Lokasi Rawan

×

CCTV dan EWS Pemantau Bencana Trenggalek Terpasang di Lokasi Rawan

Sebarkan artikel ini
Bencana Trenggalek
Tanah longsor di Trenggalek, dok. BPBD Trenggalek.

SUARA TRENGGALEK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek mencatat sedikitnya lima kejadian tanah longsor dan banjir dalam beberapa hari terakhir.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, ia juga menegaskan seluruh wilayah tetap dalam status kewaspadaan tinggi pada puncak musim hujan.

Disampaikannya, sejumlah titik rawan kini telah terpantau melalui kamera CCTV milik Dinas Kominfo.

“Ketika ada peningkatan air, CCTV itu memonitor titik-titik strategis dan dimungkinkan juga ada sirine banjir,” ujarnya.

Pemantauan Bencana Trenggalek

Triadi menyampaikan bahwa sebagian besar 14 kecamatan di Trenggalek memiliki potensi banjir maupun longsor.

Sebagai daerah yang seluruh kecamatannya telah ditetapkan sebagai Kecamatan Tangguh Bencana, respons pemerintah terhadap kejadian bencana disebut lebih cepat melalui kolaborasi lintas sektor.

“Kecepatan kita dalam melakukan penanggulangan termasuk mitigasi pra-kejadian, saat terjadi, dan pasca-kejadian selalu kita kedepankan agar negara hadir di tengah masyarakat,” katanya.

Mitigasi Bencana Trenggalek

Kesadaran masyarakat dinilai meningkat seiring pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) serta Satuan Pendidikan Aman Bencana di beberapa sekolah.

Triadi menyebut, tim dari Jepang bahkan sempat berdiskusi dengan SMA 1 Bendungan terkait penerapan kurikulum kebencanaan.

“Sekolah-sekolah sudah diwajibkan menerapkan kurikulum satuan pendidikan aman bencana sesuai Permendagri 19. Hampir setiap Rabu kami turun ke desa dan sekolah melaksanakan mitigasi kebencanaan,” terangnya.

Gelombang Tinggi dan Cuaca Ekstrem

Untuk wilayah pesisir, BPBD mengimbau nelayan dan warga terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG.

“Prakiraan BMKG Jawa Selatan menunjukkan gelombang tinggi. Nelayan kemarin juga sudah mendapatkan sekolah lapang cuaca dari BMKG, termasuk sekolah lapang gempa bumi di Panggul,” jelasnya.

Menurutnya, warga perlu bersiap menghadapi hujan sedang hingga lebat yang berpotensi disertai petir hingga 9 November mendatang. Dampak yang mungkin terjadi mencakup banjir, banjir luapan, tanah longsor, cuaca ekstrem, hingga pohon tumbang.

Penguatan Mitigasi Bencana

BPBD Trenggalek juga mengaktifkan 107 Tim Reaksi Cepat (TRC) yang tersebar di desa, didukung Forum Pengurangan Risiko Bencana dan relawan Tagana.

Setiap desa telah memiliki peta kerawanan hingga tingkat RT/RW serta nomor darurat yang bisa dihubungi.

“BPBD membuka pos untuk mengantisipasi 20 desa di Kecamatan Dongko, Panggul, dan Munjungan,” tambahnya.

Pemasangan EWS Tanah Longsor

Sebagai langkah pencegahan, BPBD telah melakukan perampingan pohon rawan tumbang dan membersihkan area yang berisiko longsor.

Trenggalek juga mendapat bantuan alat peringatan dini tanah longsor (EWS) dari BPBD Provinsi Jawa Timur.

“Insyaallah besok, Sabtu 6 Desember, EWS akan dipasang di Dusun Kajar, Desa Ndukoh, Kecamatan Watulimo. Di beberapa tempat lain seperti Depok dan Timahan Kampak juga sudah dipasangkan EWS,” jelas Triadi.

Ia berharap kesiapsiagaan masyarakat semakin meningkat sehingga risiko bencana bisa diminimalkan selama musim hujan berlangsung.