SUARA TRENGGALEK – Berbagai masalah teknis dan administrasi masih terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Trenggalek.
Hingga saat ini masih dua dapur pelaksana belum menerima pembayaran dari Badan Gizi Nasional (BGN), meski operasional tetap berjalan menggunakan modal mandiri.
Selain itu, dari total dapur MBG yang telah beroperasi, saat ini masih ada satu dapur saja di Kecamatan Pule yang telah mendapatkan sertifikat laik higienis atau (SLHS).
Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek, Saeroni saat ditemui awak media menyampaikan sebelumnya terdapat empat dapur yang belum terbayar, namun kini telah berkurang.
“Kemarin yang kami sampaikan 4 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang belum dibayar dari Badan Gizi Nasional, sekarang tinggal 2 dapur Makan Bergizi Gratis, namun ya tetap operasional dengan modal dari dapur sendiri,” ujarnya, Kamis (3/12/2025).
Ia menambahkan jumlah dapur MBG terus meningkat menjadi 47 dapur yang tersebar di berbagai wilayah Trenggalek. Dari 174 ribu penerima manfaat yang terdaftar, sekitar 125 ribu telah tercakup layanan.
“Sampai hari ini yang sudah operasional aktif 47 dapur MBG kemarin 42, untuk penerima manfaat sekitar 125 ribu,” jelasnya.
Namun dari total dapur aktif, baru satu dapur yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yakni dapur di Desa Jombok, Kecamatan Pule.
“Dari 47 dapur yang memiliki SLHS baru 1 dapur progres dapur lain juga sudah berjalan, sudah mendaftar di PTSP dan diproses lebih lanjut melalui aplikasi,” terang Saeroni.
Saeroni juga memastikan dapur lain yang belum bersertifikat masih menjalani verifikasi dan pengurusan izin.
Targetnya seluruh dapur MBG dapat memenuhi standar higienis sesuai regulasi yang berlaku.











